Sektor Properti Bangkit Bidik Konsumen Milenial

Sektor Properti Bangkit, Bidik Konsumen Milenial

Properti merupakan sektor yang tahan akan terpaan dampak pandemi Covid-19 maupun disrupsi digital. Kendati tingkat penjualannya menurun, harganya terus naik. Pertumbuhan penjualan rumah tipe menengah pada kuartal IV 2021 tumbuh 11,26% year on year (YoY).


Dewan Kehormatan Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jawa Barat Asep Ahmad Rosidin mengungkapkan, bisnis properti sudah kembali meningkat. Dia tak memungkiri, dampak pandemi Covid-19 sempat menyebabkan bisnis properti lesu. “Semua sektor industri kaget akibat pandemi, bukan hanya properti,” ucap Asep dikutip Minggu (24/4/2022).

Perihal faktor yang menyebabkan bisnis properti lesu saat itu, menurut Asep, bukan daya beli masyarakat. Dia berpandangan, saat jumlah kasus Covid-19 tinggi, masyarakat khawatir beraktivitas di luar rumah. Pada saat bersamaan, kebanyakan pegawai perusahaan properti bekerja dari rumah (work from home).

Sektor Properti Bangkit Bidik Konsumen Milenial
Sektor Properti Bangkit Bidik Konsumen Milenial

Sektor Properti Bangkit Bidik Konsumen Milenial

Faktor penundaan daya beli

Sementara itu, berlaku kebiasaan masyarakat ingin lebih dulu melihat lokasi berikut rupa unit saat hendak membeli. “Faktornya, karena tidak ada titik temu saja, di antara kebiasaan masyarakat itu dengan kekhawatiran di tengah situasi kasus Covid-19 yang tinggi. Istilah saya, saat itu daya beli tertunda, bukan (daya beli) menurun,” tutur Asep.

Asep turut menyampaikan data dari World Market Research (WMR), permintaan properti rumah mendominasi dengan 55%. Tanah menempati peringkat kedua dengan 12%. Berdasarkan rentang harga, Rp 500 juta-Rp 2 miliar mendominasi, mencapai 57%. Untuk klasifikasi peruntukan, 90% pembeli merupakan pengguna langsung (end user), 10% lainnya investor. Dari segi rentang usia, kebanyakan pembeli merupakan kelompok 35-45 tahun.

Rentang usia tersebut termasuk dalam kelompok milenial (1981-1996) dan angkatan paling muda gen X (1965-1980). Merujuk data BPS dari Sensus Penduduk 2020, persentase kelompok milenial di Indonesia mencapai 25,87%, atau 69,38 juta jiwa. Mencocokkan dengan penyampaian data dari Asep, angka penduduk milenial itu potensial sebagai target pasar properti.

Investasi stabil

Ketua Prodi Manajemen FPEB UPI Heny Hendrayati menyebutkan, secara umum sektor properti tahan banting, termasuk terpaan dampak pandemi Covid-19. Dari berbagai jenis properti, rumah tipe menengah tampak paling tahan akan terpaan dampak pandemi Covid-19.

Dia menunjukkan data pertumbuhan tahunan penjualan rumah 2021 daripada 2020. Per kuartal empat 2021, rumah tipe menengah tumbuh 11,26%. Sementara itu, rumah tipe kecil dan yang besar terkoreksi.

“Kalaupun dari segi penjualan lesu, harganya terus naik. Rata-rata peningkatan nilai 10%-15% per tahun. Sektor properti akan terus menjadi primadona, mengingat fungsinya sebagai kebutuhan dasar,” ucap dia.

Sementara itu, Financial Planner Arindra Mentari Putri menyampaikan sembilan perilaku generasi milenial menurut survei Alvara Research Center pada Januari 2018. Salah satu di antaranya, tidak harus memiliki. Artinya, selama bisa menyewa, memiliki barang bukanlah suatu keharusan bagi generasi milenial.

Padahal, properti bisa bermanfaat sebagai investasi, bukan hanya hunian. Tantangan generasi milenial, ucap Arindra, yakni fenomena Sandwich Generation. Definisi Sandwich Generation, yakni orang dewasa yang menanggung biaya dua generasi sekaligus, orang tua beserta anaknya.

Berinvestasi merupakan pilihan solusi menghindari dari Sandwich Generation. Apalagi, berdasarkan data, hanya 5,34% penduduk Indonesia yang sudah memiliki dana pensiun.

Arindra menyampaikan, terdapat sejumlah karakteristik pelaku investasi, yakni agresif, moderat, dan konservatif. Investasi properti bisa cocok dengan karakteristik-karakteristik tersebut.

“Teman terbaik investasi merupakan waktu. Lebih cepat berinvestasi, makin baik. Dalam berinvestasi, perlu juga memperhatikan angka return yang di atas inflasi,” tutur dia.

Dia menyarankan pengaturan bujet, di antaranya penyimpanan untuk investasi. Sebanyak 40% dari penghasilan untuk kebutuhan prioritas, 30% cicilan produk-termasuk rumah, dan kendaraan-, 20% masa depan -mencakup dana darurat, investasi, asuransi-, dan 10% zakat maupun gerakan sosial.

Artikel ini telah terbit di : detikfinance, “Sektor Properti Mulai Bangkit, Konsumen Milenial Dibidik”.

Kembali ke beranda : Klub Cahaya

Share this post

There are no comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart

Tidak ada produk di keranjang.

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!