Ditinggal Kawin Lagi, Mantan PMI Hong Kong Sukses Jadi Pengusaha Dan Dirikan Komunitas Usahawan di Blitar
Nama Sulisyaningsih, mungkin masih awam bagi banyak orang. Namun bagi sebagian warga Gandusari dan Kademangan, Blitar, namanya cukup terkenal sebagai mantan PMI Hong Kong asal Blitar yang sukses.
Berangkat dari keterpurukan ekonomi dan rumah tangga telah membuatnya bersemangat luar biasa dalam membangun usaha dan ekonomi di daerahnya.

Kini kesuksesannya menginspirasi banyak mantan PMI yang telah selesai kontrak dari pekerjaannya, untuk fokus mengelola usaha kerakyatan di Blitar, Jawa Timur.
Awal mula perjalanan
Berasal dari kalangan kurang mampu, sosok Sulis pada tahun 2001 meminta izin kepada suaminya untuk nekat bekerja ke Hongkong.
Pasalnya, usaha keluarganya jatuh bangkrut pada tahun 2000, ternyata izin ke Hong Kong untuk bekerja tersebut mendapat persetujuan sang suami.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya, keluarganya hampir hancur karena suaminya berselingkuh dan harus bertanggung jawab kepada wanita lain atas kehamilan wanita tersebut.

Dua tahun bekerja di Hong Kong, uang Sulis habis untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anaknya yang terancam tidak mendapat kasih sayang sang Ayah lagi.
Meskipun tertimpa masalah yang sangat berat tersebut, mantan PMI asal Blitar tersebut tetap bertekad untuk menyelesaikan kontrak kerjanya di Hong Kong yang tinggal 3 tahun lagi.
Uang hasil jerih payah di negeri orang tidak sempat ia nikmati, terlebih anak dan kedua orang tua yang merawat putri semata wayangnya.

Kembali ke Indonesia
Namun, beruntungnya Sulis mempunyai majikan asal Australia yang mengerti tentang permasalahannya.
Sang majikan tahun 2005 menyuruh Sulis pulang dan mencarikan pekerjaan di areal tambang batubara di Kalimantan.
Dari situ Sulis bekerja selama 5 tahun dan dapat mengajak anaknya di Kalimantan.
Hasil bekerja di Kalimantan, terbelilah lahan sawah di kampungnya. Lahan tersebut mengolah kacang tanah dan kedua orang tuanya merawat dengan baik.

Hasil dari bercocok tanam kacang tersebut, membuatnya berhasil menjadi pemasok kacang untuk pabrik cemilan di Pati, Jawa Tengah.
Panennya mencapai 225 ton/bulan dengan sekali antar mendapat bayaran sekitar Rp. 70 juta.
Sulis membeli beberapa kambing dan sapi untuk diternakkan dari hasil bertanam kacang.
Selama tiga bulan ternaknya dipanen dan kini telah berjumlah 33 ekor kambing serta sapinya berjumlah 16 ekor.

Sisa keuntungan dari penjualan ternak untuk membuat usaha pembuatan cemilan keripik, gula merah dan kerajinan tas, dengan menggandeng para mantan PMI lain yang baru pulang ke Blitar.
Dengan menggandeng para pemangku kepentingan di pemerintah daerah, sulis mengajak para mantan PMI itu untuk mengikuti pelatihan keterampilan berwirausaha.
Sulis kemudian menjadi ketua PMI Purna dan Keluarga (Pertakina) dengan bermitra dengan tiga mantan PMI memulai usaha kecil tersebut.

Kini Sulis bersama teman-temannya menggalang sistem konsinyasi untuk kandang peternakan ayam sistem tertutup.
Sekitar 17 orang temannya yang selesai kontrak dari bekerja di luar negeri dia ajak untuk bergabung.
Keuntungannya berkisar puluhan hingga ratusan juta per bulan, karena memang modalnya bersama-sama. Jika membandingkan dengan Pekerja Migran yang lama bekerja di luar negeri dan hendak pensiun, usaha Sulis dan teman-temannya itu tergolong sukses.
Baca Juga: Mantan Gubernur NTB Tuang Guru Bajang, Akui Pernah Bekerja Sebagai Pekerja Migran Indonesia Di Luar Negeri

Karena prospeknya bagus, maka bisnis baru tersebut mulai berkembang di daerah Kademangan serta Gandusari kandang yang dia bangun sudah panen hingga 14.000 ekor ayam.
Sungguh menginspirasi sekali perjuangan Sulisyaningsih dalam menggapai kehidupan yang sejahtera di kampungnya di Blitar. Meskipun minim fasilitas dan modal, tidak menghalangi niat dan tekadnya untuk hidup sukses.
Demikian inspirasi sukses kali ini, semoga bermanfaat!
Berita ini telah terit di : Rumah Migran