Mengenal Diri Sendiri untuk Mengenal Tatanan Alam Raya

Mengenal Diri Sendiri untuk Mengenal Tatanan Alam Raya

Tujuan utama mempelajari spiritual adalah untuk mengenal diri sendiri.

Mengapa manusia harus mengenal dirinya? Diri yang mana? Diri yang bagaimana? Apakah nama, gelar, status kedudukan atau kelas sosial, atau diri yang mana?

Bukan semua itu. Namun menyangkut diri manusia yang lebih transendental, menyangkut keberadaan manusia sebagai makhluk yang tidak hanya fisik, namun metafisik, eterik, eternal, yang lebih abadi dari pada hanya sekedar wujud material kebendaan. Wujud padatan yang akan usang dimakan waktu.

Itulah spirit. Jiwa, roh, sukma, sukma sejati, Urip. Sang Urip ingkang nguripi raga. Maka pelajaran menyangkut hal-hal tersebut dinamakan spiritual, karena mempelajari hal-hal yang bersifat spirit. Tataran yang lebih halus sekaligus lebih tinggi dari keberadaan fisik tubuh manusia 3 dimensi. Tataran yang lebih tinggi inilah yang disebut dengan eterik maka bersifat eternal (abadi atau langgeng).

Sebagai makhluk eterik atau makhluk spiritual manusia tidak pernah berdiri sendiri, namun berada dalam lautan eter yang maha luas. Eter bisa diartikan sebagai energi atau daya Hidup. Karena berada dalam lautan energi hidup artinya keberadaan manusia pasti berhubungan dengan berbagai bentuk kehidupan yang tercipta di dalamnya, yang berasal dari pengejawantahan sang energi hidup itu. Berbagai bentuk kehidupan yang tercipta di dalam lautan eter atau lautan energi hidup itulah yang kita sebut dengan Alam Raya atau Alam semesta.

Begitu luasnya alam raya, tidak mungkin ia berdiri tanpa disangga, diatur dan digerakkan oleh berbagai struktur. Struktur penyangga, pengatur dan penggerak itulah yang selanjutnya akan kita sebut sebagai “tatanan alam raya” atau “tatanan jagat” yang sifatnya berlapis atau berhirarkhi.

Manusia yang mengenal dirinya, ia akan tahu dirinya, tahu posisi dirinya, sehingga tahu menempatkan dirinya. Menempatkan diri di dalam tatanan alam raya yang maha luas. Orang jawa mengenal istilah “Empan Papan”. Itu adalah kondisi yang pas, tepat, sesuai. Berada di tempat yang tepat, bersama dengan hal-hal dan eksistensi yang tepat, dalam waktu dan situasi kondisi yang tepat. Ideal.

Kondisi yang serba tepat dan ideal akan diperoleh jika manusia telah mengenal dirinya secara lengkap dan sempurna. Pengenalan diri yang sempurna ini ditandai dengan kepahaman mengenai keseluruhan jagat alit (mikrokosmos atau jagat di dalam diri) dan jagat ageng (makrokosmos atau jagat besar di luar diri atau alam raya beserta tatanannya) secara bersamaan, yang akhirnya akan menuntun manusia menuju alam langgeng (eternal kosmos) atau Sangkan Paraning Dumadi, sebagai terminal akhir seluruh rangkaian perjalanan hidup manusia.

Kebangkitan spiritual secara massal.

Saat ini energy alam raya sedang berada dalam kebangkitan menuju vibrasi yang lebih tinggi. Jadi setiap entitas yang ada di dalamnya pun sedang ada dalam pergerakan kebangkitan tersebut. Termasuk manusia. Bila kita mengamati dan niteni, gelombang kesadaran manusia saat ini pun mengalami pergeseran, menuju kesadaran lebih tinggi, menyentuh hal-hal yang lebih bersifat spiritual. Artinya kebangkitan spiritual secara massal atau kolektif sedang terjadi. Namun tetap alam raya hanya memfasilitasi dan memberikan tawaran, apakah manusia akan mengambil kesempatan ini untuk mengupgrade kesadaran sejalan dengan progress semesta? Ataukah tetap tinggal dalam energy lama? Itu adalah pilihan, kehendak bebas manusia untuk memilih.

Satu hal yang pasti, siapa yang selaras dengan frekuensi semesta ia akan eksis dan survive. Yang tidak selaras akan tergilas dan terdaur ulang.

Mengenal diri sendiri.

Mengenal diri sendiri berarti memahami keberadaan diri secara utuh dan sempurna. Kita berasal dari mana, dihidupkan di dunia ini untuk apa, apa tugas kita, apa yang kita harus laku-kan untuk memenuhi tugas-tugas hidup tersebut, dan selanjutnya tujuan kita akan kemana.

Mengenal diri sendiri berarti tau diri. Jangan sampai kita menjadi manusia yang tidak tau diri. Manusia yang paling celaka hidupnya adalah mereka yang tidak tau diri, tidak bisa menempatkan diri, sehingga tersesat dalam dirinya sendiri. Hidup tidak ada artinya dan sia-sia.

Hubungan diri sendiri dengan alam raya.

Dalam pemahaman spiritual, diri manusia disebut dengan jagat alit (jagat kecil) sedangkan alam raya disebut dengan jagat ageng (jagat besar). Antara jagat kecil dan jagat besar memiliki hubungan yang sangat erat bahkan menyatu dan tidak terpisahkan sama sekali. Disebutkan dalam berbagai pelajaran spiritual di seluruh dunia bahwa unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuk jagat kecil (diri manusia) adalah sama persis dengan unsur-unsur pembentuk alam raya. Hingga ada sebuah pemahaman yang menyebutkan bahwa diri manusia adalah miniatur alam semesta.

Kita sudah tidak asing dengan istilah elemen-elemen pembentuk alam semesta yaitu elemen tanah, air, angin dan api serta eter atau energy hidup. Semua elemen itupun ada dalam diri manusia.

Mengenal diri sendiri akan mengenal alam raya.

Orang-orang yang telah mengenal dan mengetahui rahasia dirinya, dia akan dituntun untuk mengenal dan memahami isi alam semesta. Maka pengenalan terhadap diri juga membawa manusia untuk mengenal alam semesta itu sendiri. Pemahaman tersebut terjadi secara bersamaan. Maka antara diri manusia dengan alam semesta itu meski secara fisik seperti terpisah namun sebenarnya adalah satu kesatuan yang utuh, saling terkait, saling terikat, saling mempengaruhi satu sama lain, yang dalam istilah kekinian disebut quantum entanglement.

By Nunik Cho.

Share this post

There are no comments

Tinggalkan Balasan

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart

Tidak ada produk di keranjang.

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!