Risiko Demam Berdarah Meningkat

Risiko Demam Berdarah Meningkat di Musim Hujan, Waspadai Hal Ini

Belakangan, cuaca sedang tak menentu. Hujan lebat mengguyur area Jakarta dan sekitarnya. Umumnya selain banjir, musim hujan memiliki efek lain seperti risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meningkat.

Dokter spesialis anak, Mulya Rahma Karyanti, MSc pun mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Menurutnya, kasus demam berdarah memang biasanya akan mengalami peningkatan usai musim hujan.

Risiko Demam Berdarah Meningkat

“Memang kondisi cuaca betul, setelah musim hujan inilah kasus (demam berdarah) itu meningkat,” ujar Karyanti saat media briefing Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),

Rabu, (1/3/2023).

Namun, masih ada sederet hal yang harus terjaga agar tidak terinfeksi demam berdarah terutama untuk anak. Karyanti menjelaskan, salah satunya bisa melakukannya dengan metode 3M.

“Apa yang perlu orangtua waspadai? Tetap melakukan pencegahan, jangan sampai ada wadah-wadah yang tergenang air. 3M tadi, menguras, menutup, dan menimbun di tempat wadah kaleng,” kata Karyanti.

Karyanti menjelaskan, jika sudah membersihkan wadah, pastikan semuanya rata dan tak ada yang tersisa. Hal tersebut lantaran masih memungkinkan wadah itu menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

“Periksa dispenser di rumah, kemudian daun-daun. Kadang di rumah mewah ada daun yang bisa menampung air, atau semua sudah bersih tapi kok satu yang ketinggalan, di kamar pembantu ada bak mandi yang tak pernah terkuras. Ternyata jentiknya banyak,” ujar Karyanti.

“Jadi harus mencari solusinya bersama-sama. Masyarakat harus mencari cara agar bisa ada sumber wadah menampung air bersih supaya nyamuk tidak ada kesempatan berkembang biak,” tambahnya.

Kalau Tidak Ada Penampungan Air, Lebih Baik

Lebih lanjut Karyanti mengungkapkan bahwa menurutnya tidak ada penampungan air justru sebenarnya lebih baik. Hal tersebut lantaran lagi-lagi, nyamuk bisa berkembang biak pada penampungan air tersebut.

Risiko Demam Berdarah Meningkat

“Kalau enggak ada penampung air, itu lebih aman sebenarnya. Cuma kalau ada bak mahttps://cdn-2.tstatic.net/makassar/foto/bank/images/bak-penampungan_20160131_132548.jpgndi, harus mengurasnya seminggu sekali. Setidaknya memutuskan siklus-siklusnya untuk menjadi nyamuk dewasa,” kata Karyanti.

Karyanti menambahkan, jentik biasanya akan menempel pada dinding bak mandi. Sehingga bagian tersebut harus terlihat sangat bersih.

Dalam kesempatan yang sama, Karyanti mengungkapkan bahwa Anda perlu khawatir pula saat kondisi demam tidak membaik dalam waktu tiga hari.

“Kalau ada anggota keluarga siapapun yang demam, perhatikan, kalau dua tiga hari tidak membaik, segera periksakan ke faskes terdekat untuk dicari penyebabnya. Jangan berobat sendiri. Memberikan obat penurun panas buat pertolongan pertama saja,” ujar Karyanti.

Tanda Bahaya Demam Berdarah

Karyanti mengungkapkan bahwa tanda bahaya demam berdarah sendiri justru bisa muncul saat demam pada tubuh sudah mulai menurun. Biasanya pada hari ketiga atau dengan kata lain fase kritis.

“Perjalanan penyakitnya tujuh hari. Jadi melewati tiga fase. Fase demam di hari pertama, dia suhu biasanya masih tinggi. Tapi setelah hari ketiga sampai keenam, akan memasuki fase kritis,” kata Karyanti.

Tanda bahaya inipun sekaligus menunjukkan kapan orangtua bisa membawa anak ke rumah sakit. Lantas, apa sajakah tanda bahaya demam berdarah yang perlu dipantau saat seseorang termasuk anak mengalami demam berdarah?

“Nah, kapan waktunya untuk membawa ke rumah sakit? Waspadai tanda bahaya dari infeksi dengue ini. Jadi setelah hari ketiga di fase kritis itulah biasanya tanda-tanda bahaya itu harus berwaspada” ujar Karyanti.

“Jadi mulai ada penurunan suhu di hari ketiga. Kadang-kadang kita tanya, gimana kondisi anaknya, ‘Oh panasnya sudah turun kok, sudah bisa tidur. Tapi tadi sempat muntah darah’. Nah itu ada yang enggak benar,” tambahnya.

Jika Demam Turun, Anak Harusnya Aktif

Menurut Karyanti, saat suhu tubuh anak turun, seharusnya ia menjadi aktif kembali beraktivitas. Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka orangtua perlu untuk lebih berhati-hati.

Risiko Demam Berdarah Meningkat

“Suhu turun, anak tidur terus nah itu bukan tanda bahaya. Kalau suhu turun harusnya anak aktif sehat bugar. Tapi ini tidur terus, hati-hati ya. Kemudian tidak nafsu makan minum. Dia minum, tapi tidak bisa menerima muntah terus. Itu hati-hati,” kata Karyanti.

Karyanti menambahkan, muntah terus-menerus menjadi tanda bahaya lantaran anak bisa mengalami dehidrasi yang semakin parah. Dalam kondisi ini, anak bisa merasa lemas dan hanya ingin tidur.

Maka, jika tanda bahaya sudah terjadi, sebaiknya segera periksakan kondisi anak ke dokter. Sehingga tetap dalam pemantauan yang tepat.

Artikel ini telah terbit di: Liputan6

Risiko Demam Berdarah Meningkat

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Ryan winters
Life Is Like A Wind
Ryan winters avatar

Ryan winters

Life Is Like A Wind

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!