Jateng Catatkan Inflasi Terendah Ketiga

Jateng Catatkan Inflasi Terendah Ketiga Se-Indonesia

Jateng Catatkan Inflasi Terendah Ketiga Se-Indonesia
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Pasar Peterongan. Selasa (5/7/2022)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (Jateng) Rahmat Dwi Saputra memastikan inflasi di Jateng masih terkendali. Ia menyebutkan, inflasi year-to-date (YtD) atau tahun kalender Januari-Agustus 2022 adalah 3,87 persen. Angka ini merupakan terendah ketiga setelah DKI Jakarta dan Banten.

Rahmat menyebut, ada beberapa metode penghitungan inflasi. Pertama melalui metode YtD dan year-on-year (YoY) atau tahun ke tahun. Ia menjelaskan, secara YoY, inflasi di Jateng mencapai 5,03 persen (Agustus 2021-Agustus 2022). Sementara metode hitungan tahun kalender, inflasi Jateng berada pada angka 3,87 persen.

“Kalau dihitung dari Januari sampai Agustus 2022 (inflasi) relatif kecil yakni 3,87 persen,” kata Rahmat, mengutip dari keterangan persnya, Kamis (12/9/2022).

Angka itu, sebut dia, masih dalam sasaran inflasi nasional atau 3 persen plus minus 1 persen.

“Artinya realisasi itu masih dalam range. Realisasi tersebut merupakan terendah ketiga setelah DKI dan Banten,” jelasnya.

Ia menyebut, inflasi itu didorong karena naiknya sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan cabai hijau. Salah satu alasan kenaikan barang pokok adalah kondisi cuaca yang memengaruhi pola tanam.

Namun, seiring panen hortikultura, pada Agustus 2022, Jateng justru mengalami deflasi atau penurunan harga. Deflasi di Jateng kala itu cukup besar yakni -0,39 persen atau di atas deflasi nasional yang hanya -0,21 persen.

Rahmat pun memberikan jawabannya mengenai inflasi Januari-Agustus 2022 Jateng yang berada pada angka 5,03 persen. Ia menggangap hal itu tidak sepenuhnya benar.

“Itu salah, harusnya itu YoY yang 5,03 persen. Kalau untuk tahun kalender Januari-Agustus YtD itu 3,87 persen. Kan itu tidak ada keterangan YoY ataupun YtD, kalau mau berimbang harus ada menyeertakan apakah itu YoY dan YtD,” urainya.

Langkah Jateng Catatkan Inflasi Rendah

Rahmat mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berpeluang mengerek inflasi.

Ia pun mengusulkan empat langkah kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Langkah pertama adalah penggunaan anggaran belanja tidak terduga untuk subsidi harga transportasi.

Kedua mempercepat pembahasan dan penyaluran alokasi 2 persen dari Dana Alokasi Umum.

Ketiga, melakukan mekanisme operasi pasar yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan serta subsidi tarif angkutan umum.

Langkah terakhir adalah penyaluran bansos nontunai untuk penerima yang berhak.

“Insya Allah dilihat dari inflasi YtD yang cuma 3,87 persen, mudah-mudahan mentok batas atas 4 persen. Agustus juga terjadi deflasi, mudah-mudahan masih rendah untuk inflasinya,” ujar Rahmat.

Ia menyebut, jika strategi untuk menekan inflasi tepat, Pemprov Jateng bisa menekan inflasi hingga akhir tahun. Rahmat pun berharap bahwa peran pemerintah dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Jateng.

Rahmat mengatakan, pada triwulan II-2022, ekonomi Jateng tumbuh 5,66 persen. Menurutnya, hal ini cukup impresif, karena pada triwulan I-2022, ekonomi Jateng mencatatkan angka 5,12 persen.

“Pertumbuhan terdorong konsumsi rumah tangga dan ekspor. Jika daya beli masyarakat kita jaga dengan pemberian bansos, subsidi transportasi dan ekspor meningkat, maka di triwulan ke 3 akan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi,” pungkas Rahmat.

Jateng Catatkan Inflasi Terendah Ketiga Se-Indonesia

Artikel pernah muat di Kompas.com.

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Evitaaa
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet