Kebrutalan Taliban Kepada Wartawan
Kebrutalan Taliban Kepada Wartawan; ‘secara brutal’ memukuli dua jurnalis Afghanistan yang meliput protes wanita saat sebuah penerbangan komersial meninggalkan Kabul. Dua wartawan Afghanistan mengalami pemukulan di tahanan polisi minggu ini setelah meliput protes oleh perempuan di Kabul di tempat mereka mengalami penahanan oleh Taliban.
Zaki Daryabi, pendiri dan pemimpin redaksi surat kabar Etilaat Roz, berbagi gambar di media sosial dari dua reporter pria, satu dengan bekas luka merah besar di punggung bawah dan kaki dan yang lainnya dengan tanda serupa di bahu dan lengannya.
Wajah kedua pria itu juga memar dan luka dalam gambar, yang terverifikasi oleh Reuters.
Ketika ada pertanyaan tentang insiden itu, seorang pejabat menteri Taliban, yang tersebutkan dalam jabatannya ketika pemerintah baru mengumumkan pada hari Selasa, mengatakan bahwa setiap serangan terhadap wartawan akan ada penyelidikan.
Ia menolak untuk identifikasi.
Mr Daryabi mengatakan pemukulan mengirimkan pesan mengerikan ke media di Afghanistan, bahwa pers independen, sebagian besar pendanaan oleh donor Barat, telah berkembang dalam 20 tahun terakhir.
“Lima rekan kami tertahan di pusat penahanan selama lebih dari empat jam, dan selama empat jam ini dua rekan kami mengalami pukulan dan siksaan secara brutal”, katanya kepada Reuters pada hari Kamis, sehari setelah kejadian.
Ia mengatakan wartawan yang terluka akan membawa ke rumah sakit dan ada saran oleh dokter untuk istirahat dua minggu.
Taliban, yang menyapu ibu kota Kabul pada 15 Agustus dan sekarang memerintah Afghanistan lagi setelah memerangi pemberontakan selama 20 tahun melawan pasukan asing dan Afghanistan, telah berjanji untuk mengizinkan media beroperasi dan menghormati hak asasi manusia.
Tapi insiden pelecehan sejak mereka berkuasa telah menimbulkan keraguan di antara beberapa warga Afghanistan.
Taqi Daryabi, salah satu dari dua wartawan Etilaat Roz, mengatakan tujuh atau delapan orang memukuli mereka selama sekitar 10 menit.
“Mereka akan mengangkat tongkat dan memukuli kami dengan sekuat tenaga. Setelah mereka memukuli kami, mereka melihat kami pingsan. Mereka membawa kami untuk mengurung kami di sel bersama beberapa orang lainnya,” katanya.
Reuters tidak dapat memverifikasi akunnya secara independen.
Terakhir kali Taliban memerintah negara itu dari 1996-2001 tidak ada media independen dan Internet masih dalam masa pertumbuhan.
Beberapa wartawan mengeluhkan penyerangan sejak Taliban kembali berkuasa, dan beberapa wanita mengatakan mereka tidak dapat izink untuk terus bekerja di media.
Kebrutalan Taliban Kepada Wartawan – Artikel pernah muat di ABC NEWS.
Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya
Dukungan & komentar!
Komentar