Bedak Dingin Khas Kalimantan

Bedak Dingin Khas Kalimantan Kaya Manfaat, Tapi Mulai Ditinggalkan

Sebelum produk pemutih wajah dan pelembab kulit beredar luas secara modern, masyarakat Dayak telah memanfaatkan pelembab alami yang berasal dari hutan sekitar desa mereka. Khususnya adalah masyarakat Dayak Luangan di Kecamatan Resak, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Terbuat dari daun muda tanaman liar yang mereka sebut Selekop atau Selikiki, bedak ini sudah sejak lama dapat melembabkan dan menyejukkan sekaligus dapat mencerahkan kulit.

Tanaman dengan nama Latin Lepisanthes amoena ini, masih sangat berlimpah dan dengan mudah masyarakat sekitar temukan di dalam hutan desa. Bentuk tanamannya mirip tanaman pakis dengan tinggi batang dapat mencapai tiga meter. Daun muda akan berwarna merah kecokelatan berpadu putih, dan daun tua akan berwarna hijau gelap serta tidak mengandung busa.

Bedak Dingin Khas Kalimantan
Bedak Dingin Khas Kalimantan.

“Selain menjadi bahan campuran untuk bedak dingin, tanaman selekop ini juga menjadi shampoo karena jika daunnya kita remas-remas akan mengeluarkan busa. Rasanya sejuk atau dingin di kulit. Sudah lama kami gunakan daun ini untuk shampoo dan bedak tradisional,” ujar Kepala Adat Desa/Kampung Tanjung Soke, Sangkunir.

Cara Pemakaian Bedak Dingin Khas Kalimantan

Bedak Dingin Khas Kalimantan
Bedak Dingin Khas Kalimantan.

Bedak tradisional masyarakat Kalimantan yang para gadis pakai untuk ke ladang umumnya terbuat dari beras, campur berbagai bahan herbal tambahan. Bentuknya bulat-bulat kecil, terkadang juga pipih kecil yang kering.

Cara pemakaiannya adalah dengan mencampurkan bedak dingin tersebut ke sedikit air, dan setelah butiran lunak, barulah balurkan di wajah atau tangan yang mudah terkena sinar matahari langsung. Sebutannya bedak dingin atau bedak sejuk, karena saat “pasta” bedak menyentuh kulit, akan terasa sejuk.

“Sekarang bedak dingin ini sudah jarang gadis-gadis di Kalimantan pakai karena sudah banyak produk yang lebih praktis dan mudah kita dapatkan. Padahal, khasiat dan manfaat bagi wajah dan kulit, bedak tradisional ini tidak kalah dengan kosmetik modern,” ucap Hj Rahma (56) warga Desa Batapus, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda.

Hj Rahma yang dahulu adalah pengrajin bedak dingin dan kerap memasok ke kios dan pasar terdekat, kini tidak lagi membuat bedak dingin karena kurangnya permintaan.

Bedak Dingin Khas Kalimantan.

Ia menjelaskan, proses pembuatan bedak dingin terbilang sederhana. Setelah merendam dan melumatkan beras, lalu tambahkan herbal alami yang memiliki khasiat untuk mendinginkan dan memutihkan wajah. Bisa bengkoang, daun buah rambai, daun bangkal atau daun kademba hingga daun selekop atau selikiki ini.

“Setelah bulat-bulatkan (lebih kecil dari kelereng) barulah jemur. Tetapi tidak boleh menjemur langsung di bawah sinar matahari karena akan pecah (bulatannya), jadi cukup angin-anginkan hingga kering,” jelasnya.

Bedak Dingin Khas Kalimantan
Bedak Dingin Khas Kalimantan.

Besarnya potensi bahan dasar herbal yang dapat memutihkan dan melembabkan kulit, hingga kini belum industri farmasi dan kosmetik lirik. Padahal, secara empiris masyarakat Kalimantan telah menggunakan bahan-bahan tersebut secara turun-temurun.

Artikel ini telah terbit di Indonesiainside.id

Kaya Manfaat, Tapi Mulai Ditinggalkan

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Evitaaa
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet