BMKG Ingatkan Ancaman Gempa Bumi Dan Tsunami Selatan Jawa

BMKG Ingatkan Ancaman Gempa Bumi Dan Tsunami Selatan Jawa

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat ancaman gempa dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa. Karenanya, Ia meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiap-siagaan guna mengantisipasi skenario terburuk.

“Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia. Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap. Hal ini akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” ujar Dwikorita. Hal itu ia ungkap saat membuka sekolah lapang gempa bumi (SLG) yang BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara gelar di Cilacap, Rabu (27/7).

BMKG Ingatkan Ancaman Gempa bumi Dan Tsunami Selatan Jawa
Pantai Karang Pandan, Cilacap.

Beberapa Pejabat Setempat Turut Hadir

Kegiatan SLG tersebut dihadiri Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Bambang Setiyo Prayitno, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie. Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Saerah Kabupaten Cilacap – Wijonardi. Juga sejumlah tamu undangan lain di Fave Hotel Cilacap.

Dwikorita menyebut prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. Namun perihal kapan waktunya terjadi, kata dia, hal tersebut belum dapat mereka ketahui. Hingga saat ini, belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.

Perhitungan skenario terburuk tersebut, lanjut Dwikorita menjadi pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Sehingga, andai kata terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat siap dan tahu apa-apa saja yang harus mereka lakukan. Termasuk kapan dan kemana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok.

“Masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana prasarananya. Keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah siap secara matang. Apa lagi, khusus Kabupaten Cilacap, wilayah pantai merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

BMKG Bekerja Sama Dengan Pemerintah Daerah

Dwikorita menyampaikan bahwa BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB/BPBD, rutin menggelar SLG di titik-titik rawan gempa bumi dan tsunami. Hal ini sangat bermanfaat untuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah dalam mengelola risiko dan bencana.

“Keterlibatan pihak swasta di kawasan industri di Kab. Cilacap juga dinantikan dalam menguatkan Sistem Peringatan Dini Daerah yang telah dibangun dengan swadaya masyarakat dengan jumlah yang masih terbatas. Mengingat kawasan industri dan perekonomian di Pantai Cilacap juga masuk dalam zona rawan gempa dan tsunami, tentunya pihak swasta/industri harus bersiap pula. Menguatkan Sistem Peringatan Dini di kawasan industri tersebut,” imbuh Dwikorita.

“Tanpa sistem mitigasi dan peringatan dini yang andal, dampak dari gempa dan tsunami di kawasan industri memperparah intensitas kerusakan,” lanjutnya.

Lewat SLG, BMKG memberikan informasi mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami di daerah pelaksanaan. Sejak tahun 2021, pelaksanaan workshop SLG fokus pada edukasi gempa bumi dan tsunami sekaligus menjadi wadah BMKG bersama masyarakat/komunitas. Membentuk Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community), untuk lebih menguatkan Ketangguhan Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

Ilustrasi ombak besar.

Pemberian Peta Bahaya Tsunami

Pada pelaksanaan workshop SLG, BMKG juga membantu pemerintah daerah dengan memberikan Peta Bahaya Tsunami di lokasi pelaksanaan. Hal tersebut bertujuan agar sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun mitigasi gempa bumi dan tsunami di daerahnya.

Sementara itu, Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BMKG yang telah mengadakan SLG di Kabupaten Cilacap.

“Gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi, semuanya dari Tuhan, dari Allah. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka harus siap. Kesiapan ini harus dengan edukasi melalui SLG ini,” kata Bupati.

Tatto juga berharap, peserta yang mengikuti SLG bisa menyerap ilmu yang mereka dapat. Tak hanya itu, mereka juga harus dapat menularkan, menerapkan dan menjelaskan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.

Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengatakan, bahwa seluruh anggota Komisi V DPR RI sepakat untuk mendukung. Anggaran untuk BMKG agar bisa maksimal sehingga bisa bermanfaat untuk hal-hal penting terkait kebencanaan.

“Anggaran ini bisa untuk sarpras, penguatan SDM, dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat serta relawan bisa maksimal. Sehingga bisa meminimalkan efek-efek dari gempa itu sendiri,” tuturnya.

Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) berlangsung selama dua hari mulai 27 – 28 Juli 2022. Kegiatan itu diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Seperti TNI, Polri, BASARNAS, SATPOL PP, PMI, perwakilan SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa, relawan dan masyarakat umum.

Artikel ini telah terbit di BMKG.

Gelar SLG, BMKG Ingatkan Ancaman Gempa Bumi Dan Tsunami Selatan Jawa

nDesain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Evitaaa
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet