Kotak Pandora Capres/Cawapres 2024

Kotak Pandora Capres/Cawapres 2024

Ucapan dari jokowi kemarin saat mengatakan bahwa kelihatannya 2024 adalah jatah prabowo, telah membuka kotak pandora Capres/Cawapres 2024. Mereka yang Presiden dan PDIP ‘restui’, sudah terbuka. Perihal bagaimana ini bisa terjadi, mari kita flashback dulu hingga tahun 2009 lalu

Tahun 2009 lalu saat PDIP dan Gerindra berkoalisi di pilpres melawan SBY, terjadi perdebatan seru mengenai penentuan siapa yang akan jadi capres dan cawapresnya. Pada akhirnya, terjadilah kesepakatan ‘Batu Tulis Bogor‘ antara Megawati dan Prabowo

Ada 7 butir perjanjian Batu Tulis yang oleh Megawati dan Prabowo tandatangani, dengan 2 kesimpulan besar :

  • 2009 Megawati – Prabowo = MegaPro.
  • 2014 Prabowo – Megawati = ProMega.

Namun sayangnya, tahun 2009 MegaPro kalah telak oleh petahanan SBY. Perjanjian Batu Tulis tetap ada menyongsong capres 2014, pada saat SBY sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi. Prabowo berharap 2014 perjanjian ini tetap mereka sepakati dan jalankan.

Adanya Power Sharing Dalam Penentuan Kabinet.

Tahun 2012, Indonesia geger dengan pilkada DKI oleh paslon Jokowi-Ahok (PDIP-Gerindra). Mereka masyarakat anggap underdog, karena berhasil mengalahkan petahanan Fauzi – Bowo sebagai kader Demokrat dengan kekuatan dana tak terbatas. Hal ini tentu membuat Megawati tersenyum puas sebagai awal revenge 2009.

Setelah kemenangan Jokowi – Ahok, awalnya tidak ada pikiran sedikitpun dari Megawati untuk menjadikan Jokowi sebagai Capres PDIP di 2014. Pro-Mega masih mereka pegang. Bahkan sejelek-jeleknya, bisa saja Pro-Puan yang maju jika Mega sudah tidak mau saat itu.

Posisi Jokowi saat publik calonkan untuk jadi capres 2014, agak mirip dengan posisi ganjar saat ini. Namun, jokowi lebih halus bahkan sering denial ungkapan kalau ia tidak berminat untuk capres 2014. Hal yang lucu, semakin tidak mau survey, beliau seperti roket saat itu memimpin sendirian.

Waktu berjalan menuju pilpres 2014, Gerindra mulai mempertanyakan komitmen Batu Tulis ke Megawati. Namun, mereka tidak mendapat jawaban apapun dari beliau. Bahkan, kemenangan Pilkada DKI, menjadi bahan rebutan klaim apakah semua itu strategi kemenangan antara PDIP atau Gerindra, sehingga keduanya menjadi egois.

Ada sebuah cerita dari orang dalam, bahwa tahun 2012, sesungguhnya Jokowi sudah berbicara dengan Prabowo. Mereka berbincang di satu Meja Makan saat hendak mengusung Jokowi-Ahok di Pilkada DKI, menyatakan kalau pada 2014, beliau akan “patuh” mengusung Prabowo jadi Capres. Hal inilah yang menjadi pegangan tak tertulis untuk Prabowo.

Angka Survey Capres jokowi setelah kemenangan Pilkada DKI berada pada kisaran 15-20%. Setiap bulan, angka ini merangkak naik terus hingga menjelang akhir tahun 2013. Pada awal tahun 2014, angka survey Jokowi sudah berada di angka Unbeatable (tak akan terkalahkan), di atas 39%.

Megawati Tidak Berkutik.

Sejak 2012, Megawati begitu percaya dengan kekuatan Survey. Akhirnya, Megawati “terpaksa” menjadikan Jokowi sebagai Capres PDIP saat itu. Ia mengingat bisa aja ada parpol lain yang akan membajak jokowi jika tidak PDIP ambil. Dari sinilah istilah “Petugas Partai” muncul oleh Megawati. Jokowi PDIP tugaskan sebagi Capres.

Prabowo pun merasa ditinggal oleh Mega dan Jokowi. Sebagai runner up survey saat itu, akhirnya Prabowo fight melawan dan ujungnya berakhir dengan kekalahan di 2014.

Perseteruan berlanjut di 2017 saat Pilkada DKI. Gerindra dan PKS berhasil memenangkan anies sebagai Gubernur DKI, mengalahkan pertahanan lewat jalur aksi 212. Hal ini Prabowo anggap sebagai revenge success story yang membawanya percaya diri di pilpres 2019 kelak, maju lagi untuk kalahkan jokowi

Sayangnya, pada pilpres 2019 Prabowo kalah lagi. Hal ini membuat beliau menyadari tentang pelajaran kalah dan menang dalam pertarungan Pilpres.

Seperti kata Gusdur : “Orang Indonesia yang paling Ikhlas itu adalah Prabowo. Legawa dan beliau mulai introspeksi dengan circle2 yang salah selama ini.”

Pasca pilpres 2019, akhirnya Prabowo bergabung dengan Jokowi. Tentu semua ini hasil dari pencapaian circle Jokowi yang luar biasa ahli strateginya dengan komando Opung Luhut. Perpecahan berakhir dengan perdamaian, dan jabatan MenHan pun Prabowo sandang, karena kapabilitas beliau.

Setelah Join dengan Kabinet Jokowi, Prabowo merasakan langsung bagaimana kinerja dan leadership seorang Jokowi. Hingga dengan ketulusan hati, beliau sering memuji Jokowi sebagai ‘The right man as the leader in the bad time’ saat Pandemi covid kemarin. Luar Biasa katanya.

Konon di rumah Prabowo di jalan Kertanegara, ia memasang foto Jokowi dengan ukuran besar sekali. Ia menganggap itu sebagai tanda kekaguman selama menjadi pembantu presiden.

Ungkapan verbal, statement dan hal-hal remeh seperti ini, Jokowi anggap remeh sebagai bukti Prabowo sudah 1 frekwensi.

Ungkapan Gusdur mengenai sosok Prabowo pun kembali muncul. Sebagai orang paling Ikhlas, maka Prabowo mereka anggap tanpa kepura-puraan. Semua yang ia lakukan itu tulus.

Megawati – Puan

‘Perjanjian Batu Tulis 2009’ kembali muncul. Megawati merasa ini sebagai “hutang” yang tentunya tidak mau ia bawa mati kelak. Entah mengapa, justru Puan yang merasa bahwa PDIP meng-endorsenya.

Ada cerita lagi bagaimana seorang Megawati memprioritaskan pesan terakhir dari mendiang sang suami, Taufiq Kiemas. Ingat Megawati Kiblat akhirnya adalah DATA dalam hal ini SURVEY internal mereka.

Kalo kita dengar pernyataan Panda Nababan yang mengatakan “titip anak saya Puan kepada kader PDIP”, berarti ada amanat khusus. Usahakan dulu anak biologis dan ideologis mencapai hal yang terbaik. Namun jika sudah usaha tapi hasil masih jeblok, berarti amanat sudah ia jalankan.

Sebagai Ibu yang baik, maka Megawati sudah memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada Puan untuk berupaya memenuhi pesan-pesan almarhum ayahandanya.

Survey yang masih jeblok, membuat kubu pemuja agama senang jika Puan yang maju menjadi capres. Mereka akhirnya masuk jebakan.

Puan tidak akan bisa berbuat apa-apa di 2024 nanti, karena citra dan pandangan publik ke beliau masih agak negatif. Lingkungan sekitarnya, tidak mampu menjadikan beliau sebagai wanita pekerja buat bangsa. Cukup menjadi ketum PDIP di Munas PDIP 2024, adalah jabatan ideologis bagi Puan.

Bagaimana Dengan Ganjar?

Ganjar berusaha meniru cara Jokowi di 2014. Namun, jika mengikuti keberhasilan, biasanya tidak akan bisa semulus orang yang pertama melakukannya. Ganjar perlu modifikasi langkahnya agar lebih canggih.

Ganjar saat ini adalah kader paling potensial yang PDIP miliki. Angka survey terakhirnya, sudah menyentuh 35% keatas. Hal ini terjadi berkat strategi jitu di internal PDIP sendiri, belajar dari kasus SBY yang seolah2 merasa tersakiti saat pilpres 2004. Banned Ganjar, Puan di Up.

Jika tahun 2014 lalu Jokowi mampu buat Megawati tidak berkutik dengan angka survey 39%, maka jalan Ganjar menuju pilpres 2024 tinggal sedikit lagi. Prediksi batas minimal Ganjar, disyaratkan minimal pada angka 37%, dan otomatis ikut pilpres 2024.

Prabowo dan Ganjar adalah orang-orang terdekat Jokowi saat ini dalam politik 2024 nanti. Siapa sih yang beliau jagokan? Prabowo atau Ganjar? Jawabannya ada di masterplan IKN, ini tanda-tandanya ya, silahkan kalian analisa.

IKN sendiri, merupakan salah satu isu yang sensitif di pilpres 2024 kelak. Sebuah pertaruhan legacy Jokowi, terealisir atau tidak tergantung dari penerus beliau. Jokowi memerlukan penerus legacy IKN itu minimal 15 tahun sesuai dengan timeline 5 tahap pembangunan IKN. Jadi hingga tahap ke 4 di tahun 2039, maka IKN akan AMAN terealisir menjadi Ibukota negara .

Untuk bisa mengamankan pembangunan IKN selama 15 tahun, minimal Jokowi harus memiliki 2 penerus yang memiliki visi sama. Di sinilah Prabowo dan Ganjar sudah melalui test selama 3 tahun. Loyalitas mereka teruji, otak atik nya bisa lebih mudah dengan konsep win-win solution

Jokowi menginginkan agar kedua orang ini bisa involve di 15 tahun kedepan dengan mengikuti cara Perjanjian Batu Tulis di tahun 2009 antara Prabowo dan Megawati.

Tahun 2024 : Prabowo – Ganjar.
Tahun 2029/2034 : Ganjar jadi Presiden Prabowo Pensiun.

Jokowi Sang Mastermind Kotak Pandora Capres/Cawapres 2024

Secara tersirat, Jokowi sudah sowan ke Megawati sekitar sebulan lalu di tempat yang sama dengan terbentuknya ‘Perjanjian Batu Tulis’. Hutang janji politik Mega ke Prabowo bisa Mega bayar lunas, dan kepentingan Nasional bisa terjaga. Mungkin saja itu yang Jokowi sampaikan ke Megawati.

Etika Politik sudah Jokowi jalankan sebagai kader partai PDIP, makanya beliau berani menyatakan ke publik saat endors Prabowo kemarin. Frasa “jatah” di sini, menandakan realisasi Batu Tulis 2009 akan terjadi

Dengan Angka survey Ganjar yang tinggi, tidak mungkin PDIP akan rela menjadikan Ganjar sebagai ban serep seperti wapres saat ini. Silahkan baca lagi 7 butir perjanjian Batu Tulis. Ganjar sebagai Wapres akan mendapat kewenangan penuh untuk mengendalikan beberapa Menko/menteri2nya.

Power sharing akan terbuat jika tercipta paslon Prabowo-Ganjar. Kemungkinan sisi Ekonomi Ganjar ambil, dan Polhukam oleh Prabowo.

Jokowi menjadi mastermindnya dia persiapkan segala sesuatunya dengan terinci.

Penulis : belum diketahui

Kotak Pandora Capres/Cawapres 2024

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Evitaaa
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet