Membangun Masyarakat Tangguh Bencana

Membangun Masyarakat Tangguh Bencana

Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia. Dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui batas kemampuan masyarakat yang bersangkutan. Menyebabkan tidak dapatnya mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.( United Nations International Strategy for Disaster Reduction – UN ISDR, 2004 )

Pandangan yang selama ini berkembang di masyarakat umum, menyatakan bahwa bencana seringnya terjadi karena proses alamiah atau fenomena alam. Lalu hal ini menjadi bencana yang lebih besar tatkala mereka mempunyai pengaruh negatif karena ketidakmampuan masyarakat untuk mengendalikannya.

Perkembangan pandangan ini terjadi karena para akademisi mulai memahami bahwa penyebab bencana tidak semata-mata karena kejadian alam. Bencana juga dapat terjadi karena ulah manusia. Bahaya yang timbul pun beragam. Ada bahaya yang disebabkan oleh alam (Natural Hazards), dan oleh ulah manusia (man-made hazards).

Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan bencana adalah kerentanan yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/kawasan yang berisiko bencana, dan kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat.

Meneropong Bencana

Indonesia mulai meneropong bencana dari berbagai disiplin ilmu yang pada awalnya perspektif terdapat pada ilmu teknik. Seperti geologi, hidrometeorologi, sudah merambah ke ranah ilmu sosial, politik dan hukum, studi pembangunan, ilmu kesehatan serta psikologi dan lain sebagainya. Selain itu, bencana bukan lagi menjadi tanggungjawab pemerintah semata, namun sudah menjadi urusan bersama pemerintah, masyarakat, pihak swasta lainnya.

Oleh karenanya, program reguler pemerintah, tanggung jawab sosial ( CSR/ Corporate Social Responsibility ) pihak swasta/pelaku usaha, dan kegiatan-kegiatan masyarakat/ kelompok masyarakat harus mengandung perspektif Pengurangan Risiko Bencana.

Pengurangan Risko Bencana ini bermakna sebagai sebuah proses pemberdayaan komunitas. Melalui pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kegiatan partisipatif untuk melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat. Serta adanya pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam menanggulangi bencana sebelum, pada saat dan sesudah terjadi bencana. Tujuannya agar komunitas mampu mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar.

Sedangkan fokus kegiatan pencegahan bencana adalah; Mitigasi, yaitu serangkaian upaya mengurangi risiko bencana, melalui pembangunan fisik, penyadaran, dan peningkatan kemampuan menghadapi risiko bencana. Kesiapsiagaan, merupakan kegiatan untuk mengantisipasi risiko bencana melalui pengorganisasian dan perencanaan yang efektif dan efisien. Peringatan dini, kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

Penanganan Dari Semua Pihak

Penanganan bencana sekarang ini juga sudah lintas dinas dan instansi yang ada baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Maka, menjadi suatu hal yang penting bahwa pengurangan risiko bencana selayaknya terintegrasi dalam program-program pembangunan pemerintah. Mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam semua program pembangunan, setiap struktur kepemerintahan dari tingkat pusat hingga daerah, secara otomatis akan membangun masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.

Program yang terintegrasi ini, sebaiknya juga saling bersinergi antar dinas dan instansi-instansi yang ada agar tidak saling tumpang tindih dan juga harus berkelanjutan. Pentingnya kemauan dan kesadaran semua pihak pemerintah, masyarakat dan pihak swasta serta elemen-elemen didalamnya untuk rela/ihklas dalam program-program kegiatannya berintegrasi dengan pengurangan risiko bencana agar terwujud masyarakat, negara yang tangguh menghadapi bencana.