Penyakit Kakek-Nenek Pada Kaum Milenial

Penyakit Kakek-Nenek Pada Kaum Milenial

Saat ini, penyakit kronis juga banyak generasi muda derita. Penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes yang selama ini mempunyai julukan “penyakit kakek-nenek”, banyak kaum milenial yang mengidapnya.

Seperti yang Kristin Bennett alami. Ia memulai hari dengan menelan sekitar 14 suplemen dan vitamin berbeda, untuk membantunya mencegah gejala terburuk dari penyakitnya.

Mengutip CNBC Make It, Senin (12/12/12), Bennett mengidap multiple sclerosis. Penyakit sistem saraf pusat, yang sudah ia tangani selama sekitar 20 tahun setelah diagnosis pada tahun 2001. Padahal, dia baru berusia 40 per bulan lalu.

Kondisi kesehatan seperti Bennett dapat berdampak buruk, baik secara finansial maupun emosional. Sayangnya, ketika generasi milenial tertua mulai mencapai usia 40 tahun, banyak yang menemukan mereka menghadapi kondisi kesehatan kronis lebih dini dari generasi sebelumnya, menurut beberapa penelitian baru-baru ini. Sekitar 44% generasi milenial yang lebih tua yang lahir antara tahun 1981 hingga 1988, melaporkan telah mendapat diagnosis setidaknya satu kondisi kesehatan kronis.

“Tidak perlu ragu lagi” bahwa beberapa bukti yang muncul menunjukkan banyak milenial tidak sehat dari yang kita perkirakan. Hipertensi, diabetes, dan obesitas mendorong banyak hal itu,” kata Dr. Georges Benjamin selaku direktur eksekutif American Public Health Association.

Benjamin, menambahkan bahwa epidemi obesitas juga mungkin menjadi salah satu akar. Penyebab dari meningkatnya tingkat hipertensi, diabetes, dan bahkan jenis kanker tertentu. Benjamin juga mengatakan bahwa penelitian menunjukkan generasi milenial jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi perokok, sehingga penyakit yang berkaitan dengan rokok menjadi lebih jarang.

Penyakit Kakek-Nenek Pada Kaum Milenial

5 Besar Penyakit Kakek-Nenek

Di antara generasi milenial dengan usia lebih tua yang mendapat survei, sakit kepala migrain, depresi berat, dan asma adalah tiga penyakit yang paling umum. Diabetes tipe 2 dan hipertensi melengkapi lima besar.

Prevalensi penyakit ini tidak hanya memengaruhi kesehatan dan umur generasi milenial, tetapi juga rekening bank mereka. Studi menunjukkan mereka dengan setidaknya satu kondisi kronis menghabiskan dua kali lebih banyak untuk biaya perawatan kesehatan sendiri daripada mereka yang tidak memiliki masalah medis.

Mereka dengan dua masalah kesehatan kronis yang bersamaan, bahkan menghabiskan biaya lima kali lebih banyak. Mereka yang berusia di bawah 65 tahun dengan penyakit sistem peredaran darah, seperti tekanan darah tinggi dan jantung, menghabiskan lebih dari US$ 1.500 setahun untuk biaya sendiri, menurut Kaiser Family Foundation.

Selama seumur hidup, biaya tersebut dapat bertambah – terutama jika pasien mendapat diagnosis pada usia yang lebih muda.

Di luar pengeluaran sendiri, kaum milenial dengan kondisi kesehatan kronis juga dapat melihat pendapatan tahunan mereka berkurang. Sebanyak US$ 4.500 per orang berkurang, karena biaya pengobatan dan bahkan pengurangan jam kerja atau kehilangan pekerjaan karena kesehatan yang buruk. Hal ini berdasarkan laporan tahun 2019 dari Moody’s Analytics yang menganalisis data dari Blue Cross Blue Shield Health.

“Pada akhirnya, jika tren ini berlanjut, Anda akan memiliki biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi,” kata Benjamin. “Anda akan menukar generasi baby boomer dengan generasi dengan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi hanya karena inflasi normal dan fakta bahwa penyakit kronis ini ada.”

Silahkan baca lebih banyak : Kandungan Kolesterol Pada Santan.

Tingginya Pengeluaran

Bennett mengaku bahwa ia menghabiskan sekitar US$ 400 sebulan untuk lebih dari 20 vitamin yang berbeda, serta suplemen bubuk yang ia tambahkan ke minuman dan smoothie. Bennett juga menemui dokter naturopati sebulan sekali, terapis pijat bila ia bisa dan mengikuti terapi fisik sesuai kebutuhan. Jenis layanan tersebut biasanya dapat mematok harga berkisar dari US$ 75 hingga US$ 150 per sesi.

Namun terlepas dari semua upaya tersebut, Bennett mulai mengalami gejolak pada tahun 2018 yang terus berlanjut akibat adanya pandemi Covid-19. Hal ini termasuk jatuh, penglihatan ganda, dan bahkan kesulitan berjalan dan berdiri untuk waktu yang lama.

Namun biaya perawatan kesehatan Bennett bisa jadi jauh lebih tinggi. Selama delapan tahun setelah diagnosisnya, ia menjalani pengobatan yang, tanpa asuransi, biasanya membebani pasien antara US$ 5.000 dan US$ 50.000 setahun.

Ketika ia kehilangan pekerjaannya pada tahun 2009, Bennett menghabiskan sebagian besar tunjangan penganggurannya untuk membayar asuransi COBRA. Untuk memastikan ia memiliki pertanggungan untuk pengobatan dan kehamilannya.

Tetapi Bennett, sekarang menjadi ibu dari tiga anak, sudah tidak dapat memenuhi biayanya dan akhirnya berhenti minum obat resep. Ia beralih ke pengobatan alternatif yang lebih murah.

“Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi di masa depan,” imbuhnya. “Saya masih berharap bisa berjalan dengan baik lagi, tapi saya juga tahu itu mungkin tidak akan terjadi, dan saya mungkin membutuhkan kursi roda suatu hari nanti.”

Mendapat kabar ia mengidap MS, telah memberi Bennett pola pikir bahwa segala sesuatu dapat berubah sepenuhnya pada saat tertentu.

Artikel ini telah terbit di : CNBC Indonesia.

Penyakit Kakek-Nenek Pada Kaum Milenial

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Indica Curie
Just someone who loves tourism.
Indica Curie avatar

Indica Curie

Just someone who loves tourism.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!