Save As Adalah Upaya Penghapusan Jati-Diri
File Save As
Politik Pemusnahan Identitas Dan Jati-Diri

Satu cara utama mereka dalam membuat kita amnesia jati-diri adalah politik ganti konten, atau “Save As” kalau istilah komputer.
Contohnya begini. Saya punya file namanya “Agama”. Kontennya adalah tulisan tentang hukum dan pengetahuan menjadi orang berperilaku baik di muka bumi. Tak terbatas kelompok dan golongan tertentu, orang yang punya banyak pengetahuan, arif bijaksana, baik budi, sebutannya adalah orang beragama, demikian definisi aslinya.
Lalu Anda membuka file saya, menghapus tulisan isinya dan mengetik tulisan baru; tentang sejumlah kelompok orang. Ada kelompok A, kelompok B, C, D, dan seterusnya, misalnya. Dan Anda memberi kelompok ini dengan label agama A, agama B, agama C, dan seterusnya. Kemudian Anda save file saya dengan judul nama file “Agama” juga. Komputer akan bertanya, “Nama file ini sudah ada, apakah anda akan menimpa artikel lama dengan yang baru?”
Anda klik ‘”ya”, maka file lama yang isinya tentang agama (adalah hukum dan pengetahuan menjadi orang berperilaku baik di muka bumi) akan hilang. Dan berganti dengan artikel baru yang meredefiniskan bahwa agama adalah “kelompok-kelompok orang dengan label agama tertentu”.
Saat seseorang membuka file “Agama”, maka mereka tahunya Agama itu adalah tentang pengelompokkan orang (saja), bukan arti sebenarnya. Lama-lama, karena kita baca artikel yang sudah berganti isinya, maka semua tahunya hanya definisi baru ini.
Demikian juga dengan istilah Pandita, Santri, Pesantren, Kyai, Haji, Sembahyang, Puasa, Lebaran, Dhosa, Phala, Sorga, Neraka, Bidadari, dan lain-lain. Juga sejarah dan tokohnya, dan lain-lain. Semuanya hasil Save As.
Definisi yang sekarang banyak tahu oleh umum bukan definisi aslinya, sehingga secara konsep dan pemahaman menjadi berbeda, bias, kabur. Judulnya nama yang lama, tapi kontennya sudah mengalami perubahan drastis, sehingga orang sekarang memiliki definisi yang baru terhadap terminologi dan konsep orisinilnya.

Padahal tak sedikit dari sejarah dan konsep ini adalah merupakan hal yang esensial yang dapat membantu mengenali jati-diri kita, tentang kita dulunya, asal wiwit-nya, yang terjadi pada kita, alasan kita menjadi seperti sekarang ini. Semua file asli sudah di-save as, sehingga kita tak punya sumber yang valid lagi.
Prinsip mereka adalah; “Jika ingin menaklukkan suatu bangsa, bikinlah mereka lupa terhadap jati-dirinya”. Dan sekarang ternyata semua terbukti.
Bangsa kita saat ini adalah bangsa tertaklukan, bangsa kacung, budak dari sistem banking dan korporasi dunia. Kita tak memiliki kedaulatan untuk menentukan arah dan aspirasi kehidupan berbangsa kita. Dan hebatnya, banyak dari kita yang menikmati hidup menjadi zombie dan robot.

Saya tak bicara tentang agama, karena agama hanya salah satu dari sejumlah aspek yang termanfaatkan untuk mereka jadikan instrumen kendali dan penguasaan. Saya tak berkata agama adalah keliru, namun agama yang sekarang sudah banyak mengalami save as, replace, dengan sesuatu yang sama sekali berbeda. Doktrin yang membuat kita lupa akan jati-diri.
~ Hendra Hendarin ~
Save As Adalah Upaya Penghapusan Jati-Diri
Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya
Dukungan & komentar!
Komentar