Tololiu Dotulong

Tololiu Dotulong

Surat kabar terbitan Batavia memuji Tololiu Dotulong sebagai pahlawan dan teman setia, la lahir di Kema (kini kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara) tanggal 12 Januari 1795. la sudah terkenal di masa mudanya sebagai sangat pemberani.

Pada usia dua puluh tahun, Mengangkat Tololiu menjadi Kepala Distrik Kedua (Hukum Kedua) Sonder dan delapan tahun kemudian di tahun 1823 mendapat promosi menjadi Kepala Distrik (Hukum Besar).

Mendapat Pujian Dari Jendral Hindia-Belanda

Kinerja, semangat besar dan kemampuan Tololiu mendapat pujian sekali dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Godert Alexander Gerard Philip Baron van der Cappelen (1816-1826) selama kunjungannya ke Minahasa tahun 1824. Tidak heran di tahun 1827 Tololiu mendapat gelar kehormatan Mayoor.

Tololiu Dotulong

Di tahun 1827 Tololiu Dotulong menikah dengan putri Kepala Distrik Kakas (Ontoy Elisabeth Aleto Kalalo). Masa itu Hindia-Belanda merongrong Perang Jawa di bawah Pangeran Diponegoro, dan Residen Manado (pejabat, 10 Februari 1826, lalu definitif 13 Agustus 1827-1831) Mr.Daniel Francois Willem Pietermaat memiliki kebiasaan mendiskusikan banyak isu penting dengan Tololiu Dotulong, terutama kesulitan yang mengakibatkan peperangan besar tersebut.

Kepala Distrik Sonder segera menawarkan layanannya. la mengusulkan sang Residen membentuk pasukan Minahasa untuk bantu memerangi Diponegoro. Ternyata pemerintah Hindia-Belanda menerima usulannya, sehingga Tololiu Dotulong memulai usahanya sendiri mengumpulkan sekitar 1.600 anggota pasukan Minahasa. Ia pun naik jabatan menjadi komandannya. Setelah sukses menangkap Pangeran Diponegoro, di tahun 1830 Tololiu pulang kembali ke Minahasa dan membangun Sonder menjadi lebih baik lagi dengan banyak ilmu pengetahuan yang ia lihat di Jawa.

Di tahun 1861 ia mengundurkan diri dan mendapat pensiun. Namun semangat mudanya masih menyala-nyala laksana seorang pemuda. Di usia 81 tahun 1876 ia mendengar berlangsungnya Perang Aceh. Berpikir membantu, dengan segera Tololiu menawarkan diri untuk kembali mengumpulkan pasukan bala bantuan Minahasa.

Dan, karena tidak bisa berperang lagi sebab usia tua, maka ia meminta anaknya bernama Albertsino (Albertus) Dotulong untuk ditunjuk sebagai komandan pasukan. Tapi, karena fakta dalam militer Hindia-Belanda saat itu telah ada pasukan Manado, rencananya mendapat penoloakn. Tentu saja la merasa kecewa. Groot Majoor Tololiu Dotulong meninggal pada usia yang sangat tua, 94 tahun tanggal 18 November 1888.

By. Adrianus Kojongian (Jelajah Sejarah Manado)

Tololiu Dotulong

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Ryan winters
Life Is Like A Wind
Ryan winters avatar

Ryan winters

Life Is Like A Wind

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet