Apakah Bahagia Butuh Persaksian?

Apakah Bahagia Butuh Persaksian?

Kita sedang menghadapi dunia yang penuh unsur narsistik dan performa visual. Kata seorang ahli kita sedang mengembangkan budaya visual dan budaya layar. Apa yang kita saksikan dan lakukan untuk berinteraksi dengan sesama lebih banyak berada di dalam dunia layar, dari pada di dunia nyata.

Layar gadget, layar komputer, di sanalah kita saling berinteraksi dan mengekspresikan diri. Seolah dijamin penuh kebebasan, semua orang berlomba untuk menunjukkan dirinya. Tidak terkecuali melakukan pencitraan demi berbagai tujuan.

Memang jamannya sedang berada di kondisi seperti itu. Didukung sepenuhnya oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, perusahaan-perusahaan sosial media berdiri dan membangun platform serta fasilitas yang menjadi sarana budaya layar, visual dan narsistik.

Hari ini semua orang berpikir semakin sering menunjukkan diri semakin dikenal orang, semakin banyak yang merespon kiriman, semakin populer, semakin mudah mencari penghasilan, dan semakin merasa gembira. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia punya naluri yang sama, ingin diapresiasi, ingin dianggap, ingin dihargai, ingin dipuji, oleh orang-orang di sekitarnya.

Sebagai media ekspresi, sosial media dipakai untuk menampilkan segala tentang kedirian manusia jaman ini. Mulai dari hal-hal besar semacam politik dan pemerintahan, bisnis, karya seni, karya teknologi sampai hal-hal terkecil berupa upload foto bangun tidur dan sedang di toilet, atau sekedar ekspresi orang lagi marah dan mengumpat. Semua lengkap.

Di sisi lain sosisl media juga menjadi seperti ajang perlombaan menunjukkan “aku yang ter” nya setiap orang. Aku yang tercantik, terseksi, terpintar, aku yang paling berprestasi, paling kaya, paling sukses paling bahagia hidupnya….dan aku-aku yang lain.

Untuk menunjukkan aku-nya tersebut orang tidak segan, tidak merasa berat, melakukan berbagai cara, mulai yang apa adanya sampai yang penuh drama, penuh rekayasa, semua ada. Agar menampilkan citra diri menjadi “aku yang ter” tadi.

Termasuk narsis untuk bisa mencitrakan diri yang bahagia. Bagi sebagian orang bahagia itu butuh persaksian. Bahagia itu jika sering menampilkan foto dan postingan tertentu di sosial media. Posting foto-foto piknik ke tempat yang indah atau makan di tempat bergengsi, postingan tentang prestasi-prestasi yang diraih, postingan ejekan kepada orang lain yang dianggap iri atau cemburu sosial, postingan belanja barang-barang bermerek, dsb. Dengan begitu orang merasa sedang menampilkan citra hidupnya yang sangat bahagia, dan agar orang yang melihat juga menilai demikian.

Fenomena tampilan-tampilan tersebut selanjutnya juga mengundang respon dari kelompok orang lainnya yang semakin merasa tidak percaya diri, terintimidasi, insecure dan minder, karena tidak bisa kenampilkan gemerlap citra diri yang bahagia atsu merasa tersaingi kebahagiannya. Akhirnya dengan segala cara ingin menandingi dan tidak mau kalah narsisnya. Jadilah sosial media sebagai ajang lomba tampil bahagia. Agar menciptakan kesan “wow”.

Padahal, bukankah bahagia ada di dalam hati, dalam rasa dan dirasakan, dialami, cukup dinikmati dan disyukuri? Bukan memerlukan persaksian dan pengakuan?

Bukan tidak mungkin jika, orang-orang yang tidak terbiasa narsis pencitraan, yang biasa-biasa saja, sama sekali tidak “wow” di sosial media, tetapi di balik layar, di kehidupan nyata yang tidak pernah ditampilkan, malah hidupnya penuh keberlimpahan, uangnya banyak, rejekinya lancar, hidupnya ayem tentrem bahagia. Cuma mereka tidak merasa perlu untuk narsis dengan semua yang dimiliki.

Manusia memang bermacam-macam tipenya, ada yang bahagia dengan menikmati kebahagiaan itu diam-diam, ada yang membutuhkan kesaksian dari orang lain bahwa dia bahagia, baru dia akan merasa bahagia. Dan semua itu bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita. Dan tentunya juga di sosial media.

By : Nunik Cho

Apakah Bahagia Butuh Persaksian?

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Nunik Cho
I'm nothing, but everything
Nunik Cho avatar

Nunik Cho

I'm nothing, but everything

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!