SIAP HADAPI GEMPA

SIAP HADAPI GEMPA

Kehadiran gempa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dapat datang setiap saat, dimanapun dan kapanpun, waktu pagi siang atau bahkan malam hari saat kita sedang lelap tertidur. Tentu hal ini membuat kita menjadi takut. Banyak dari kita yang belum siap menghadapi ancaman gempa yang bisa datang setiap saat.

Sementara itu, kita hidup di wilayah yang berpotensi tinggi terjadi gempa. Oleh karenya mau tidak mau, suka tidak suka kita harus siap menghadapi gempa. Beberapa hal yang harus segera menjadi keseharian kita, menjadi “habit” karena kita hidup di tempat yang sering terjadi gempa yaitu :

A. Tidak Panik

Panik merupakan semacam kecemasan dengan ciri rasa takut yang luar biasa selama beberapa menit, timbulnya perasaan bahwa suatu bencana akan terjadi, atau adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan diri sekalipun sebenarnya tidak ada sesuatu yang buruk yang benar-benar terjadi.

Seseorang dapat merasakan sensasi fisik yang kuat selama serangan panik berlangsung. Sensasi fisik itu mungkin terasa seperti mengalami serangan jantung (lihat gejala-gejala yang mungkin timbul di bawah). Serangan panik dapat terjadi kapanpun, dan mereka yang mengalami serangan ini, khawatir jika hal tersebut sewaktu-waktu dapat terulang kembali.

Mereka dengan gangguan seperti ini menjadi tidak bersemangat dan merasa malu. Mereka merasa tidak dapat melakukan pekerjaan rutin yang biasa seperti pergi ke sekolah, bekerja, atau mengemudikan kendaraan. Potensi akan timbulnya kembali gangguan yang seperti serupa seringkali menimbulkan beban yang memperberat kecemasannya itu sendiri.

Gejala Fisik Orang Mengalami Panik:

Jantung berdebar-debar dan berdenyut sangat cepat

Sesak nafas dan/atau dada terasa sesak

Sakit dada

Sensasi tersedak

Mulut kering

Mulas

Mual-mual

Kebelet untuk buang air kecil atau buang air besar

Gemetaran

Berkeringat dingin

Parestesia (merasa kulit menjadi kebas, terbakar, nyeri, dsb)

Hilangnya kemampuan untuk fokus kepada sesuatu hal

Daya penglihatan menurun

Gejala Psikologis Dari Orang Panik:

  • Gelisah
  • Ketegangan psikologis
  • Takut kehilangan kendali, merasa tidak dapat mengendalikan diri, atau merasa sama sekali tidak berdaya
  • Cemas bahwa ada bencana atau sesuatu yang buruk yang akan terjadi
  • Takut mati
  • Depersonalisasi
  • Derealisasi
  • Merasa sendirian

Dengan kata lain panik adalah mendadak muncul ketakutan yang intens atau kecemasan dan gejala fisik dan psikologis berdasarkan ancaman bahaya. Serangan panik yang datang berulang-ulang dapat mengindikasikan adanya suatu permasalahan kejiwaan. Hal ini harus segera mendapat penanganan berupa terapi (medis, psikologis, atau sosial) yang tepat.

Dalam konteks menghadapi ancaman gempa, panik menjadi salah satu penyebab kita tidak menjadi siap siaga. Karena saat serangan panik datang maka akan muncul gejala-gejala seperti disebut diatas antara lain yang biasa terlihat : Mulas, Mual-mual, Kebelet untuk buang air kecil atau buang air besar, Gemetaran, Takut kehilangan kendali, merasa tidak dapat mengendalikan diri, atau merasa sama sekali tidak berdaya, Cemas bahwa ada bencana atau sesuatu yang buruk yang akan terjadi, Takut mati.

Panik Membuat Kita Kehilangan Kendali

Saat gempa dan kita menjadi panik, kita kehilangan kendali. Merasa sama sekali tidak berdaya, takut mati, kehilangan kontrol atas diri dan pikiran sehingga kita tidak tahu harus berbuat apa. Ini yang menyebabkan tingginya korban saat gempa terjadi sebab tidak tahu harus bagaimana menyelamatkan diri.

Agar tidak panik saat gempa, berbagai cara dapat kita lakukan. Yaitu dengan mencari tahu pengetahuan dan ilmu tentang Gempa dan akibat-akibat yang timbulkan, cara-cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa, mencari tahu apakah wilayah kita termasuk kategori yang rawan atau tidak, apakah bangunan tempat tinggal kita cukup kuat / memenuhi standart yang telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan bagunan tahan gempa, mengetahui jalur-jalur evakuasi dll.

Dengan mengetahui semua itu dan terus-menerus dalam pikiran kita setiap harinya, maka panik tidak akan menyerang saat terjadi gempa. Secara singkat pahami Mitigasi Bencana di sekitar kita, dan jadikan sebagai keseharian kita. <aka kita tidak akan panik ketika terjadi gempa.

B. Tas Siaga Siap Hadapi Gempa

Tas siaga adalah sebuah tas untuk keadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat terjadi, berisi keperluan pribadi untuk jangka waktu tertentu. Berisi pakaian, Obat-obatan/P3K, makanan dan minuman kemasan yang memiliki jangka waktu kadaluarsa relatif lama, senter. Surat2 berharga seperti ijasah,kartu keluarga, surat nikah (bisa dalam bentuk fotokopi), dll menurut kebutuhan masing-masing pribadi.

Tas siaga diletakkan ditempat yang mudah diingat dan mudah terjangkau. Saat terjadi gempa dan terpaksa harus meninggalkan tempat tinggal kita dalam jangka waktu yang relatif cukup lama kita sudah memiliki persediaan /kebutuhan dasar hidup. Sehingga kita mampu bertahan hidup hingga bantuan/pertolongan datang.

Letakkan tas siaga ditempat yang mudah diingat dan mudah terjangkau, untuk segera diraih saat kita harus meninggalkan lokasi/tempat tinggal kita. Setiap dari kita atau anggota keluarga sebaiknya memiliki sendiri tas siaga. Kecuali mereka yang masih kecil atau bayi, dapat menjadi satu dengan orangtua. Anak yang sudah bisa membawa tas siaga sendiri, di dalamnya sertakan juga nomer telp saudara/keluarga lainnya yang bisa dihubungi.

Periksa tas siaga secara periodik untuk memastikan lagi bahwa letak dan isinya dalam kondisi siap pakai. Terutama untuk makanan, minuman dan obat-obatan yang memiliki masa kadaluarsa. Dengan memiliki Tas siaga yang sudah siap maka bertambah lagi kesiapsiagaan kita menghadapi gempa.

C. Tahu Cara Menyelamatkan Diri

Yang pertama harus kita lakukan saat terjadi gempa adalah tahu cara menyelamatkan diri. Bila diri kita selamat, maka kita baru bisa membantu menyelamatkan orang lain, keluarga, teman dan masyarakat lainnya. Cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa banyak dan bisa kita peroleh melalui berbagai sumber baik melalui internet maupun pelatihan-pelatihan atau sosialisasi-sosialisasi. Mengetahui tahu cara berlindung dan lokasi-lokasi aman untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa disekitar tempat kita berada/ beraktivitas seperti Sudut/tiang bangungan yang kokoh, posisi Triangle of Life , Dengan mengetahui dan terus menerus menamkan dalam diri kita cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa dimanapun kita berada, sangat membantu kita mengurangi / menghilangkan kepanikan dan menjadikan kita lebih siapsiaga dalam menghadapi gempa.

D. Melakukan Mitigasi

Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana melalui kegiatan struktural (pembangunan fisik) dan non-struktural (penyusunan kebijakan, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia) yang dapat dilakukan secara individu maupun bersama-sama.

Secara individu, dalam mitigasi struktural kita dapat melakukannya dengan memastikan kembali apakah rumah kita atau tempat kita bekerja/beraktivitas sudah cukup kuat, tidak ada yang retak dan lain-lainya. Dan secara bersama-sama mitigasi struktural disekitar tempat tinggal kita, melakukannya dengan memastikan apakah ada lokasi-lokasi yang perlu diperkuat atau dibangun dalam rangka mengurangi risiko bencana misal perbaikan jembatan, jalan-jalan, pembangunan shelter atau tempat pertemuan warga, memasang penanda arah jalur-jalur evakuasi dan titik-titik kumpul dan sebagainya.

Demikian pula dengan mitigasi non-struktural baik secara individu maupun bersama-sama dengan kelompo/komunitas membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan seperti dalam point 1 – 3 yang bisa diperoleh melalui sosialisasi, seminar, pelatihan atau melalui media-media yang ada. Sehingga akan semakin siap kita bila gempa dating sewaktu-waktu.

E. Memiliki Rencana Aksi Siap Hadapi Gempa

Sebuah rencana aksi sesama anggota keluarga maupun antar keluarga di lingkungan tempat tinggal kita atau sesama rekan kerja atau di sekolah. Setiap keluarga sebaiknya memiliki kesepakatan antar anggota keluarga dan membuat rencana dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, ingat mana jalur evakuasi dari dalam rumah menuju titik kumpul di luar rumah. Ada kesepakatan masing-masing anggota keluarga memiliki tugas /peran yang berbeda misal ayah membantu nenek keluar, ibu menggendong anak yang kecil, kakak membawa tas adik dll.

Selain itu juga membuat kesepakatan antar anggota keluarga bila saat terjadi gempa anggota keluarga sedang tidak bersama di rumah, kemana masing-masing anggota keluarga menuju tempat pertemuan. Bila sudah terbentuk kesepakatan antar anggota keluarga maka secara otomatis bila gempa terjadi saat tidak berkumpul di rumah, masing-masing anggota keluarga sudah tahu arah tujuan tempat untuk bertemu.

Sama dengan seperti perencanaan dalam keluarga, di komunitas/kelompok pun perlu membuat rencana aksi dengan kesepakatan bersama. Dengan pembagian fungsi dan peran dari setiap anggota komunitas kelompok baik di lingkungan tempat tinggal maupun di tempat kerja/beraktivitas. Mengacu pada ‘siapa’ melakukan ‘apa’ dan b’agaimana’, fungsi dan peran dari setiap anggota akan menjadi maksimal. Karena otomatis akan terstruktur dan terorganisir dengan baik.

Dengan adanya rencana dan kesepakatan baik dengan keluarga maupun komunitas/kelompok, pada akhirnya akan melahirkan sebuah keyakinan bahwa kita siap menghadapi gempa yang datang sewaktu-waktu.

F. Doa

Dari semua hal yang telah di atas, akan menjadi sempurna bila kita bungkus, kita jadikan satu kesatuan dalam sebuah doa. Permohonan kepada TUHAN agar segala upaya kita siap hadapi gempa ini mendapat Ridho dan semua yang orang yang terlibat mendapat perlindungan dan bagi semua orang mendapat yang terbaik. Karena kita tahu, bahwa segala sesuatu yang terjadi di bumi adalah atas kehendak TUHAN. Manusia berupaya TUHAN yang menentukan.

SIAP HADAPI GEMPA

Penulis : Edie Nugroho

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Edie Nugroho
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet