Vaksin Nusantara Kembali Masuk Jurnal Internasional

Penelitian Vaksin Nusantara Kembali Masuk Jurnal Internasional

Penelitian Vaksin Nusantara yang juga merupakan gagasan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, kembali terbit di jurnal ilmiah internasional. Teranyar, penelitian vaksin berbasis sel dentritik itu terpublikasikan di website National Library of Medicine. Artikel tersebut terbit dengan judul “A personal Covid-19 dendritic cell vaccine made at point-of-care: Feasibility, safety, and antigen-specific cellular immune responses”

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, Handoyo Budi Sedjati, Jumat (28/10) mengatakan, dengan masuknya kembali Vaksin Nusantara di jurnal medis internasional membuktikan bahwa vaksin hasil karya anak bangsa, juga dunia akui. Oleh karena itu, Handoyo berharap agar pemerintah Indonesia dapat segera mengeluarkan regulasi agar vaksin covid-19 pertama di dunia yang menggunakan sel dendritik dapat masyarakat Indonesia akses.

“Apalagi tingkat keberhasilan Vaksin Nusantara telah terbukti dapat melindungi diri dari paparan virus corona. Dalam berbagai varian yang juga telah bermutasi,” kata Handoyo.

Vaksin Nusantara Kembali Masuk Jurnal Internasional

Sejumlah anggota masyarakat yang terkena inflamasi paska Covid-19, terbukti dapat sembuh usai mendapatkan Vaksin Nusantara. Sebagaimana mengutip dari website National Library of Medicin, tingkat efikasi dan efektivitas vaksin berbasis sel dendritik mencapai sebesar 96,8% persen.

Penetapan Kelayakan Vaksin Nusantara

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kelayakan vaksin sel dendritik pribadi terhadap protein lonjakan SARS-CoV-2. Juga menetapkan keamanan injeksi vaksin subkutan tunggal, dan menentukan respons imun spesifik antigen setelah vaksinasi.

Pada penelitian fase I sebanyak 31 subjek ditugaskan ke salah satu dari sembilan formulasi sel dendritik dan limfosit (DCL) autologus yang diinkubasi dengan 0,10, 0,33, atau 1,0 g protein lonjakan SARS-CoV-2 rekombinan.

Lalu, dicampur dengan saline atau 250 atau 500 g faktor perangsang koloni granulosit-makrofag (GM-CSF) sebelum injeksi.

Pada Fase 2, 145 subjek acak ke salah satu dari tiga formulasi oleh inkubasi dengan tiga jumlah protein lonjakan yang sama tanpa GM-CSF, kemudian penilaian untuk keamanan dan respons seluler. Vaksin berhasil untuk setiap subjek di titik perawatan.

Lebih lanjut, jurnal itu menyebutkan bahwa sekitar 46,4% subjek memiliki efek samping (AE) grade 1; 6,5% memiliki grade 2 AE. Di antara 169 subjek yang mendapat evaluasi, tidak ada alergi akut, grade 3 atau 4, atau AE serius.

Pada fase 1, antibodi domain pengikat anti-reseptor meningkat pada 70% subjek pada hari ke-28.

Artikel ini telah terbit di Monitor Indonesia.

Penelitian Vaksin Nusantara Kembali Masuk Jurnal Internasional

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Evitaaa
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet