Ajaran Kasiliwangian

Ajaran Kasiliwangian

Di media sosial bertebaran penggambaran (lukisan) sosok Prabhu Siliwangi dengan berbagai rupa-bentuk. Sayangnya gambaran itu jauh dari jejak sejarah, setidaknya yang terdapat di Keraton (keratuan) Talaga Manggung dan kini jadi koleksi Tropenmuseum di Belanda. Masalahnya adalah “tanggung jawab” kita terhadap generasi mendatang. Jika lukisan Sri Baduga yang sekarang tersebar itu salah maka akan sulit untuk memperbaiki di masa depan. *Semoga catatan ini tidak menyinggung pihak tertentu.

Sampurasun

… 🙏🏻🙂❤️☀️🇲🇨 …

Nama “Prabhu Siliwangi” tidak asing bagi masyarakat Indonesia terutama di Jawa Barat. Ia terkenal secara umum melalui dongeng tutur-tinular sebagai sosok maharaja yang agung dan bijaksana..

Seperti biasanya..

Kelembutan budhi pekerti para leluhur bangsa serta kecerdasannya begitu tertib dan apik dalam menyampaikan ajaran.. Mereka menyimpannya dalam bentuk “legenda” yang kita kenal sebagai Prabhu Siliwangi.. Seorang “Maharaja (King of King)” penguasa bumi..

Istilah “Maharaja” itu sebenarnya tidak ada hubungan dengan soal “kerajaan” atau sistem pemerintahan (kenegaraan), tetapi sebagai “Maharaja” dari segala ajaran kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, kebuanaan, kesemestaan.. Para sepuh (buyut) menceritakan seperti itu karena negeri kita mendapat gempuran oleh berbagai “ajaran dari luar tanah air” ini..

Ajaran utama tersebut terkenal dengan istilah : “Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh”.. Sebuah kalimat dahsyat dan padat yang mudah teringat oleh semua manusia.. Tetapi jabarannya melingkupi segala aspek kehidupan dan kesemestaan.. Termasuk persoalan “Manunggal Ing Kaula lan Gusti”.. Bahwa semesta kehidupan ini merupakan kinerja sambung daya cinta kasih semesta “Jagat Agung” terhadap “Jagat Alit”..

Pada jaman dahulu sebutannya sebagai “Ajaran Kasiliwangian”, tetapi sejak Nusantara kalah, banyak putera bangsa yang meninggalkannya karena berbagai sebab.. Terutama akibat kalah “kampanye”..

Secara bijaksana Ajaran Kasiliwangian itu mengundurkan diri bersembunyi dengan apik dalam berbagai pola.. Mempersilakan putera bangsa untuk “mencicipi” ajaran asing.. “Dampaknya sekarang sedang kita rasakan.. Perpecahan dan saling menghujat.. Filosofi hidup manusia tercerabut dari akar kebangsaannya..”

Siliwangi tersimbolkan sebagai “MAUNG”, yaitu kristalisasi kata dari :

– MANG (Sang Hyang Iswara) – Angin – Purwa – PUTIH – Timur

– ANG (Sang Hyang Brahma) – Api – Daksina – MERAH – Selatan

– AH (Mahadewa) (sekarang malah “..jadi pamali untuk mengucapkan..”) – Tanah – KUNING – Barat

– UNG (Sang Hyang Wisnu) – Air – Utara – HITAM

Gabungan saripati ke-4 itu adalah “ONG / HONG” atau “Sang Bataraguru – Sang Trinetra palinggihan Gusti Hyang Agung..”

Lalu secara cerdas keempat simbol itu menerapkannya pada “HARIMAU (Hari – Mang Ang Ah Ung) atau LODAYA”.. Seekor satwa yang memiliki 4 “warna inti kehidupan” dan ia merupakan sosok Raja Rimba yang memang “mengasingkan diri dari keramaian”.. “(hidup terasing di negerinya sendiri)..”

Itu alasan sering terkisahkan bahwa :

“SILIWANGI BERUBAH MENJADI HARIMAU”

Ajaran Kasiliwangian

Tabe pun,

🙏🏻

Rahayu sagung dumadi..!!!

~ LQ ~

Ajaran Kasiliwangian

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Cahaya Hanjuang
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet