Ketika kau benar-benar menginginkannya..
Kau ingin melihatnya.. Bahkan kau ingin melihat seutuhnya..
Kau ingin melihat matanya, menatap wajahnya, rambutnya, manis senyumnya, bahkan amarahnya..
Kau bahkan tak peduli akan elok parasnya..

Ketika kau ingin selalu bersamanya..
Kau ingin selalu berbincang dengannya..
Seolah memang tak pernah habis kata-kata..
Kau ingin melakukan banyak hal bersamanya..
Ya.. Hanya bersamanya saja.. Berdua..

Di saat itu.. Kau bahkan tidak mengenalnya sama sekali..
Cinta adalah ketika kau benar-benar menginginkannya
Cinta adalah ketika kau menginginkan senang..

Lalu cinta berubah menjadi bukan cinta..

Ketika kau mulai membuat skala..
Di saat seolah kau menginginkan dirimu sendiri saja..
Seolah dirimu sudah menjadi paling mengerti..
Dan tak ingin lagi bersamanya..

Tatapan matanya menakutkanmu..
Senyumnya kau anggap sinisme..
Bahkan candanya adalah hal serius bagimu..
Celakanya..
Semua tindak dan perilakunya menjadi salah bagimu..

Tentu saja..
Cinta harus tetap keinginanmu untuk senang..
Tak usah kau terlalu jauh berucap tentang memberi..
Dan tak perlu tentang membuatnya bahagia..

Bahagiakan saja dirimu sendiri..
Karena ia lebih tahu cara membahagiakan dirinya sendiri..

Selagi ia masih ada..
Ia masih menyapamu..
Tersenyum untukmu..
Mengajakmu berbincang..
Meski mungkin tak seperti dulu..
Dan tanpa candanya, tawanya, cerianya..

Dan tentu saja bahkan mungkin ia memikirkanmu juga..
Memandang semua fotomu..
Mengenang semua bincang bersamamu..
Semua saat indah bersamamu..

Mungkin saja…