Bangunan Puskesmas Di Atas Kerangka Purba

Bangunan Puskesmas Di Atas Kerangka Purba

Situs kerangka manusia prasejarah Austronesia Plawangan di Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Rembang, Jawa Tengah ditemukan secara tidak sengaja oleh sebuah tim dari Balai Arkeologi Jakarta.

“Kisahnya, tahun 1976 tim di bawah pimpinan Prof Dr Soejono sedang melakukan penggalian di sekitar situs batu megalitikum di Desa Terjan, selatan desa Plawangan,” ujar juru kunci situs Plawangan, Junaedi, yang juga ikut membantu penggalian sejak 1977, Rabu (2/6/2021).

Pada 1977, seorang warga Desa Plawangan iseng-iseng datang ke Terjan menunjukkan sebuah tulang kepada anggota tim.

Ternyata tulang itu yang selama ini tim dari Balai Arkeologi cari. Kemudian dari 1977 hingga 1983 melakukan penggalian terus-menerus hingga menemukan ribuan kerangka manusia prasejarah Austronesia.

Lantas tahun 1985 di desa Plawangan menemukan dua rangka manusia terkubur dalam nekara perunggu.

“Nekara adalah semacam bejana atau dandang perunggu yang bentuknya terbalik. Pada umumnya nekara mempunyai berbagai macam ornamen atau hiasan. Seperti bentuk bintang, binatang (burung, kodok, kadal, ikan dan sebagainya) serta bentuk-bentuk manusia atau kodok,” ujar penggiat sejarah Lasem Koh Lam.

Nekara, Barang Budaya Prasejarah

Nekara merupakan produk budaya prasejarah yang berkembang pada masa perundagian (paleometalik) dan berfungsi sebagai sarana dalam upacara keagamaan. “Dari penggalian di situs itu, menunjukkan manusia Plawangan pada 2500 tahun silam,” terang Koh Lam.

Bangunan Puskesmas Diatas Kerangka

Pada 1980-an, Balai Arkeologi sempat menawarkan kepada Pemkab untuk menjadikan situs Plawangan sebagai museum alam purbakala.

Namun, kala itu Bupati Suratman tidak menyetujui tawaran itu. Balai Arkeologi akhirnya hanya membeli sebidang tanah untuk membangun gedung penyimpan benda-benda temuan penggalian.

Bangunan Puskesmas Di Atas Kerangka

Kemudian, Pemkab Rembang membangun Puskesmas di situs penggalian kerangka manusia prasejarah itu. “Situs penggalian malah Puskesmas III Kragan dan rumah penduduk bangun ” ucap Junaedi.

di lokasi yang sekarang jadi Puskesmas itu bisa menjadi museum galian, yakni galian situs bersejarah yang bisa langsung masyarakat saksikan. ”Kalau cuma Puskesmas, bisa membangunnya di mana saja tapi kalau tempat bersejarah, ribuan tahun prosesnya,” katanya.

Di tanah pinggir pantai itu dulunya adalah komplek pemakaman sepanjang 200 meter hingga jalan nelayan di depan madrasah. Jika ada orang yang menggali tanah untuk pondasi bangunan di radius 200 meter, akan banyak temuan tengkorak manusia ataupun tempayan (gerabah) yang ikut serta dalam pemakaman.

Ada peristiwa, tukang saat hendak membuat septic tank untuk Puskesmas, tanpa sengaja juga menemukan 12 tempayan yang berisi 12 tengkorak manusia.

menganggap Tengkorak itu tidak berguna karena ketidaktahuan masyarakat dan akhirnya menghancurkan benda bersejarah itu. ”Cuma satu yang bisa saya selamatkan,” tukas Junaedi.

Bangunan Puskesmas Di Atas Kerangka Purba

Penemuan Nekara Saat Penggalian

menemukan Kubur nekara ini dalam suatu penggalian (ekskavasi) secara sistematis yang Pusat Penelitian Arkeologi Nasional lakukan sudah berlangsung tahun 1977-1990.

Nekara perunggu temuan di situs Plawangan merupakan suatu wadah kubur untuk anak-anak. Menemukan Di dalam nekara tersebut rangka anak-anak yang sudah hancur dan berumur antara 8-10 tahun.

Di bawah nekara menemukan lagi satu rangka anak-anak yang lebih muda usianya, yaitu sekitar 4-6 tahun dalam keadaan tertindih oleh nekara dan remuk di bagian kepalanya.

Muncul pendapat bahwa rangka anak-anak yang berada di dalam nekara tersebut adalah anak dari salah seorang tokoh masyarakat yang terhormat. Rangka anak-anak yang tertindih oleh nekara adalah pengikut setia atau teman akrab bermainnya yang sengaja membunuh untuk menemani perjalanan tuannya ke alam baka.

Menurut kepercayaan pada masa prasejarah, seorang tokoh penting dalam masyarakat, seperti misalnya kepala suku, mempunyai pengaruh yang sangat kuat, terhormat dan disegani. Dalam penguburannya akan membawa beberapa bekal kubur yang berharga atau pengikut/pelayan setianya yang rela terbunuh atau membuat korban untuk mengikuti perjalanan arwah tuannya.

Artikel ini telah tayang di :Okezone.com

Bangunan Puskesmas Di Atas Kerangka

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Ryan winters
Life Is Like A Wind
Ryan winters avatar

Ryan winters

Life Is Like A Wind

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet