Sejarah Juang Palang Merah Indonesia

Sejarah Juang Palang Merah Indonesia

By Rafif

Palang Merah Indonesia atau yang disingkat sebagai PMI ini mempunyai sejarah yang panjang. PMI tidak hanya sebagai pendonor darah saja, akan tetapi PMI menpunyai peranan penting dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini serta mentahannya. Perjuangan PMI sangatlah berat. PMI tidak saja bertugas untuk mengobati korban perang, akan tetapi juga harus menjaga diri dari musuh-musuh ketika peperangan dan membawa obat-obatan.

Awal Mula Organisasi Palang Merah

Awal mula organisasi Palang Merah di Hindia Belanda (sebutan Indonesia di masa kolonial Belanda) terbentuk sejak tahun 1830 dengan nama Het Nederland Indie Rode Kruis (NIRK). NIRK tidak terdampak sampai pribumi (pada saat itu pribumi sebagai ras dengan kelas sosial paling bawah).

NIRK mendapatkan dana dari orang Eropa yang berada di Hindia Belanda. Pribumi tidak puas terhadap NIRK yang tidak adil, maka dua mahasiswa mempelopori Palang Merah Indonesia oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Saat-saat mereka berdua mengeluarkan rancangan pada rapat NIRK di tahun 1940, hasilnya tidak dianggap memuaskan bagi pemerintah Hindia Belanda.

Selain menolak gagasan dari kedua mahasiswa tersebut, salah satu peserta kongres pemerintah Hindia Belanda melontarkan hinaan kepada pribumi dengan berkata “Orang pribumi tidak mengetahui apa yang di maksud kemanusiaan,” dalam bahasa Belanda. Hinaan inilah yang membuat tekad untuk mendirikan PMI semakin kuat.

Pada waktu militer Jepang berada di Hindia Belanda, dalam waktu singkat Jepang menguasai seluruh daratan Hindia Belanda. Usulan untuk membentuk PMI kembali disampaikan dan kembali ditolak, kali ini oleh Jepang. Pada saat itu, NIRK juga telah Jepang bubarkan dan kegiatannya tidak terlalu menonjol. Selai itu, Jepang mempunyai organisasi Palang Merah sendiri yang bernama Iryo Kyujo. Setelah masa kependudukan Jepang berakhir oleh Sekutu, NIRK kembali hidup pada 31 Desember 1945 dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indonesia (NERKAI).

Membentuk Palang Merah Indonesia

Sejarah Juang Palang Merah Indonesia

Pada masa kemerdekaan, 17 Agustus 1945, segeralah para tokoh PMI untuk merealisasikan untuk terbentuknya organisasi Palang Merah Indonesia (PMI). Setelah beberapa hari kemudian atau lebih tepatnya pada 3 September, Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan, Dr Buntaran Martoatmodjo, untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional yang akan menjadi “Palang Merah Indonesia”.
Pada tanggal tanggal 5 September1945, Dr Buntaran Mintoatmodjo (Menteri Kesehatan pada masa itu) membentuk panitia yang terdiri atas 5 orang: Dr R Mochtar (Ketua), Dr Barder Djohan (Sekretaris), Dr Djoehana, Dr Marzuki, dan Dr Sitanala.

Pada tanggal 17 September 1945, terbentuklah pengurus Perhimpunan PMI yang melantik Moh Hatta menjadi Ketua dengan keempat wakilnya, Dr Buntaran Martoatmodjo, R Mochtar, Dr Barder Djohan, dan Mr Santoso. Tanggal 17 September memutuskan sebagai hari lahirnya PMI.

Pada perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta pada Februari 1946 (akibat pengepungan Sekutu di Jakarta), membuat PMI mengadakan kongres PMI yang pertama dengan pembahasan untuk memutuskan memindahan kantor pusat dan kongres. Pada tahun 1948, hasil keputusannya membentuk Pengurus Harian PMI, dengan Dr Peodjo Darmohoesodo sebagai Ketua dan Dr ST Diapari sebagai Sekretaris.

PMI Mempunyai Peran Penting Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Setelah itu, PMI mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada masa agresi Belanda 1, PMI berjuang membawa obat-obatan dari luar negeri yang mendapat kiriman dari Yogyakarta untuk para pasukan. Pada masa argesi Belanda 2, PMI membawa obat-obatan dari Singapura melalui pesawat terbang, tetapi tertembak jatuh oleh pesawat pemburu Belanda.

Pertempuran Surabaya (10 November 1945), Pertempuran di Bandung, PMI juga berperan dalam Panitia Oentoek Pengembalian Djepang dll. PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan sah secara nasional melalui Keppres No.25 Tahun 1959. Kemudian, memperkuat keberadaannya dengan Keppres No.246 Tahun 1963. PMI tersebar di 30 daerah provinsi dan 323 cabang, serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

Dalam tulisan tadi, kita bisa mengambil hikmahnya berupa “Kita harus sukarela menolong sesama manusia. Apapun itu situasinya, seperti relawan pada masa argesi militer 1 dan 2”. Relawan tersebut rela mati demi mengobati para pejuang dan membawa obat-obatan. Kerjasama antar tim untuk tercapainya tujuan dalam sejarah PMI, para relawan bekerjasama membuat pos pertolongan, dapur umum dll.

Kita sebagai mahluk sosial harus peduli dengan manusia lainnya. Jika ada kawan Anda sakit, berilah pertolongan pertama, setelah itu Anda bisa menelpon rumah sakit terdekat. Kita harus mempunyai rasa kemanusiaan, rasa peduli dengan sesama, dan kita bisa menjadi orang yang kuat dalam mempelopori suatu gagasan. Dalam beroperasi, PMI banyak sekali menghadapi rintangan, dari masa Belanda sampai masa setelah kemerdekaan.

Sejarah Juang Palang Merah Indonesia

Desain website oleh Cahaya TechDev – Klub Cahaya

About the author : Ryan winters
Life Is Like A Wind
Ryan winters avatar

Ryan winters

Life Is Like A Wind

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet