Kesehatan Mental Dan Manajemen Emosi

Kesehatan Mental Dan Manajemen Emosi

Akhir-akhir ini sering banget kita dengar atau baca di sosial media tentang istilah “kena mental”. Secara bahasa psikologi, juga terkenal dengan nama mental breakdown. Yaitu sebuah kondisi ketika mental seseorang sedang mengalami keterpurukan, kesedihan mendalam, stress berat, akibat berbagai hal yang tidak mengenakkan terjadi dalam hidup orang tersebut.

Hal seperti ini bila tidak segera ditanggulangi akan berakibat lebih buruk bagi orang tersebut. Bisa menyebabkan depresi, bahkan sakit mental yang berujung kepada pikiran-pikiran negative yang tidak jarang akan menjerumuskan orang itu sendiri ke jurang ketersesatan, tepatnya tersesat di dalam dirinya sendiri.

Orang-orang yang tersesat di dalam dirinya sendiri ini tidak jarang pula akan nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara bunuh diri. Padahal mungkin akar masalah yang sedang ia hadapi simple dan sepele. Namun karena tidak menemukan jalan keluar dan keadaan jiwanya depresi berat maka orang tersebut gelap mata.

Kesehatan Mental Dan Manajemen Emosi

Kebiasaan kita kalo mendengar kata sakit mental ini sudah langsung terbayang akan kondisi orang gila di RSJ, atau ODGJ (orang dalam gangguan jiwa) yang berkeliaran di pinggir-pinggir jalan. Sebenarnya itu penilaian yang terlalu ekstrim.

Justru sakit mental ini sebenarnya sangat familiar dengan kehidupan sehari-hari. Saya yakin kita semua pernah mengalami kena mental atau mental breakdown, dan mungkin juga sakit mental, Cuma kadarnya saja yang mungkin berbeda-beda. Sakit mental ini adalah kondisi lebih lanjut yang terjadi pada seseorang yang mengalami mental breakdown seperti yang saya jelaskan di atas, dan tidak segera mendapatkan pertolongan. Maka sangat penting bagi kita untuk mengenali pola dan peta mental kita sendiri. Lagi-lagi ini masuk dalam pelajaran mengenal diri sendiri. Jadi semakin jelas, bahwa mengenal diri sendiri itu adalah pelajaran mendasar dalam hidup yang sangat berguna dan praktis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar pula. Kondisi mental dan kejiwaan adalah pondasi utama apakah hidup seseorang akan berjalan mulus, ayem tentrem, damai atau….justru penuh kegelisahan, ketakutan, tidak tenang, yang akan berujung kepada sakit mental tadi. Dan lebih buruknya lagi, ternyata kondisi mental yang tidak sehat akan menyebabkan berbagai penyakit fisik ikut datang.

Dari berbagai survey mencatat bahwa orang-orang yang mengidap penyakit kanker rata-rata adalah orang-orang yang dalam hidupnya sering memendam emosi negative. Keadaan mental yang buruk namun itu terbendung, ia tahan, karena tidak punya tempat untuk sharing dan curhat, serta tidak mendapatkan jalan keluar. Berharap waktu akan membuatnya lupa akan keterpurukannya, namun nyatanya tidak. Karena apapun itu yang terjadi pada diri kita semua akan terekam di pikiran bawah sadar dan menentukan hidup kita ke depannya.

Meskipun seiring berjalannya waktu seolah semua telah baik-baik saja, tapi nyatanya di kemudian hari menimbulkan penyakit, akibat dari keadaan mental yang buruk di masa lalu.

Lalu Apa Itu Emosi?

Emosi adalah suatu perasaan intens yang kita tujukan kepada sesuatu atau seseorang. Emosi ada yang negative ada yang positif. Jadi bisa kita bilang, emosi itu bukan marah sebenarnya. Tapi marah merupakan salah satu bentuk emosi negative. Emosi harus terjaga dalam keadaan stabil, enjoy namun tenang, tidak terlalu menggebu-gebu, meskipun itu emosi positif sekalipun jika berlebihan akan tidak baik akibatnya. Apalagi emosi negative.

Emosi positif bisa berbentuk kegembiraan, semangat, passion atau gairah, luapan keinginan atau harapan, dll. Sedangkan emosi negative bisa berupa sedih, kecewa, menyesal, marah, dendam, benci, dengki. Kedua macam emosi ini adalah sangat wajar oleh kita manusia miliki, dan sama sekali tidak perlu kita musuhi atau hilangkan. Wong itu merupakan salah satu bentuk perangkat kecerdasan kita, jika kita hilangkan, ya kita tidak lagi menjadi manusia normal.

Namun, emosi sangat perlu kita kendalikan, agar stabil, bukan labil. Keadaan emosi ini sangat erat kaitannya dengan peta dan pola mental. Jadi mental kita itu ada pola nya, ada petanya. Orang yang mengenal dirinya, mengetahui peta dan pola mentalnya sendiri akan bisa mengendalikan emosinya sesuai kehendak kesadarannya. Mentalnya akan lebih sehat dan stabil yang berujung pada kesehatan fisik juga.

Kesehatan Mental Dan Manajemen Emosi : Emosi Adalah Energi.

Coba bayangkan bagaimana sistem kerjanya sehingga suatu energi yang tidak nampak, karena hanya berbentuk rasa, namun pada akhirnya bisa tumbuh dan berubah menjadi bentuk padatan, menjadi sel hidup yang berbahaya, menjadi sel kanker.

Kesehatan Mental dan Manajemen

Keterkaitan Emosi Dengan Pikiran.

Jadi emosi jika bergerak bersama dengan kekuatan pikiran, ia akan memiliki kekuatan yang sangat besar dalam proses penciptaan. Penciptaan apa? Ya, kita adalah para pencipta realitas hidup kita sendiri. Meskipun ini jarang yang memahami dan menyadari.

Jadi sudah jelas bukan, jika emosi dan pikiran positif yang terus bekerja dalam diri kita akibatnya akan bagaimana, begitu juga sebaliknya jika yang mendominasi diri kita adalah emosi dan pikiran negative. Pikiran sendiri artinya cipta, berpikir sama dengan mencipta. Jadi berhati-hatilah dengan apa yang anda pikirkan. Apalagi jika energi anda telah terkoneksi dengan kesadaran semesta, pikiran anda pun terkoneksi dengan pikiran kolektif berbagai entitas di alam semesta, apapun yang anda pikirkan terjadilah demikian.

Bahkan Sebenarnya, Tanpa Kita Sadaripun, Kita Sendirilah Yang Menulis Skenario Hidup.

Kesehatan mental membawa kepada kesehatan fisik, hidup lebih tenang, damai, dan juga cerdas. Berbagai masalah yang datang dalam hidup akan mudah kita temukan jalan keluarnya jika kondisi mental dan kejiwaan kita sehat, stabil, tentram. Kesehatan mental tercipta mulai dari pengendalian emosi yang baik, pikiran positif, semangat hidup yang tinggi, rasa syukur yang luas, dan menerima diri apa adanya.

Bagaimana Cara Menerima Diri Apa Adanya?

Dengan mengenal diri sendiri, memahami pola mental kita sendiri, menemukan sisi terindah dalam diri kita sendiri sehingga kita bersyukur dan menikmatinya. Diri kita sendiri telah cukup. Cukup untuk membuat hidup kita damai dan bahagia. Tanpa ketakutan, tanpa merasa terancam dan terintimidasi oleh siapapun atau keadaan apapun.

Inilah yang kita sebut vibrasi tinggi. Kita bergetar di frekuensi yang tinggi. Menjadi diri sendiri. Menemukan jati diri. Bagaimana cara kita mendeteksi kita bergetar di frekuensi yang mana? Melalui pikiran. Focus pikiran kita kemana, emosi kita mengarah kemana, bagaimana keadaan mental kita…itu pondasi kekuatan pikiran. Kekuatan pikiran adalah kekuatan penciptaan.

Jadi sebenarnya tubuh kita baik yang fisik maupun psikis adalah sebuah perangkat teknologi yang super canggih yang dianugerahkan Sang Urip kepada kita, sebagai sarana belajar untuk mencapai tujuan utama hidup kita. Pelajarilah dan Bersyukurlah.

By : Nunik Cho

Kesehatan Mental Dan Manajemen Emosi Kesehatan Mental dan Manajemen Emosi

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Nunik Cho
I'm nothing, but everything
Nunik Cho avatar

Nunik Cho

I'm nothing, but everything

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet