America’s Good Boy

America’s Good Boy

Oleh : Nirmal Ilham *

PRESIDEN Indonesia selalu menjadi target operasi Amerika Serikat dengan CIA-nya sejak presiden pertama. Ada kepentingan besar Amerika di Indonesia. Semua soal sumber daya alam. “Indonesia adalah _real estate_ besar yang tidak boleh jatuh ke tangan Soviet atau China”, kata David Rockefeller.

Dalam hal mengangkat dan menjatuhkan pemimpin sebuah negara, CIA memiliki kelebihan utama yang tidak menjadi milik badan intelijen negara lain. Yaitu, operasi penggalangan opini dan aksi demonstrasi. Operasinya terbukti berhasil di banyak negara.

Keberhasilan operasi CIA yang paling fenomenal adalah demonstrasi _Arab Spring_ yang menyapu semua pemimpin anti Amerika di dunia Arab tahun 2010. Hanya menyisakan Presiden Hafez As’ad di Syria. Itupun sengaja oleh Amerika agar Syria menjadi medan konflik yang tak berkesudahan.

America's Goat Boy

Dan kegagalan yang paling fenomenal adalah demonstrasi pro demokrasi di lapangan Tiananmen Beijing, China tahun 1989. Pemerintah China mengerahkan militer untuk menghabisi aksi tersebut. Kegagalan demonstrasi itu justru yang membuat China menjadi raksasa.

Sedangkan di Indonesia, jatuhnya Sukarno adalah operasi yang paling kentara dan paling berdarah-darah. Dalam operasi melengserkan Suharto, Amerika “menang banyak”. Dari tingginya nilai dolar hingga liberalisasi paksa seluruh sektor perekonomian Indonesia untuk asing bisa memasuki, terutama Amerika.

Penolakan Habibie oleh MPR karena teknokrat jenius itu merupakan boneka Jerman, musuh lama Amerika. Impeachment Gus Dur karena terlalu memfasilitasi warga keturunan China, musuh baru Amerika. Dan kalahnya Megawati karena ketakutan akan bangkitnya faham Sukarnoisme, musuh potensial Amerika.

Yang menarik adalah bagaimana campur tangan Amerika dalam menaikkan SBY menjadi presiden melalui rekayasa _playing victim,_ SBY berhasil menarik simpati rakyat. Menyusul penggalangan opini untuk menaikkan citra SBY. Dengan Jargon, SBY yang Terdzalimi Penguasa, SBY yang Cerdas dan Santun, serta SBY yang Nasionalis Religius.

Saat di ambang kemenangan, _”good boy”_ Amerika itu menggelar konferensi pers tentang tidak adanya keterlibatan Amerika dan CIA di belakangnya. Hal ini berlaku setelah kecurigaan masyarakat akan adanya aliran dana dari Amerika untuk Partai Demokrat. Serta adanya operasi penggalangan opini oleh CIA untuk SBY.

Tapi setelah Menlu AS, Condoleeza Rice pada tahun 2011 mengatakan SBY adalah hasil didikan AS, produk militer Amerika dan Partai Republik. Maka SBY tidak dapat mengelak. Stigma boneka Amerika bukan lagi prasangka. Tetapi sebuah kebenaran absolut.

Pemilu 2024 yang akan memilih presiden baru menjadi medan operasi Amerika berikutnya. Tentu Amerika sudah menyiapkan calonnya jauh-jauh hari. Operasi penggalangan opini kepada bonekanya; America’s Good Boy, itu sangat kelihatan. Membuat popularitasnya semakin meroket.

America's Goat Boy

Dalam sisa waktu dua tahun lagi bisa pasti orang binaan Amerika yang bernama Anies Baswedan itu akan menang mutlak.

Uniknya, cara yang berlaku oleh Amerika dalam penggalangan opini itu masih menggunakan “mantra” yang sama. Terdzalimi Penguasa, Cerdas dan Santun serta Nasionalis Religius. Seolah “roh jahat” kemenangan SBY ingin hadir kembali untuk Anies Baswedan.

Rakyat harusnya sadar bahwa tidak ada satu negara pun yang mau Indonesia maju, apalagi Amerika. Sehingga ketika Amerika menjadikan orangnya sebagai presiden maka yang berlaku bukan membuat Indonesia besar tetapi jadi bonsai. Sebagaimana Indonesia di tangan SBY.

Pemerintahan SBY adalah yang pertama kali memulai utang luar negeri besar-besaran. Tapi bila diingat sejarahnya, dolar Amerika yang masuk Indonesia karena Amerika baru mencetak uang 1 triliun dolar (USD 1.000 milyar). Untuk menanggulangi krisis 2009 di Amerika. Sebuah kebijakkan arogansi Obama yang mendapat kecaman dari seluruh pemimpin dunia.

Akibat supply dolar yang melimpah, nilai tukar dolar AS jatuh di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri USD 1 menjadi Rp 9.000. Dan untuk mengangkat nilai dolarnya, Amerika menyuplai dolar ke seluruh dunia dalam rangka investasi swasta atau pinjaman luar negeri pemerintah Amerika.

Pemerintah SBY dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerap dolar AS tersebut secara besar-besaran. Namun kebanyakan utang itu adalah utang jangka pendek lima tahun dan sepuluh tahun. Yang membuat bunganya besar. Lebih sialnya, utang itu terarah oleh SBY untuk sektor konsumsi bukan produksi.

Saat utang itu jatuh tempo di era Jokowi, nilai dolar AS sudah tinggi. 1 USD menjadi Rp 14.000 lebih. Sehingga pemerintah Jokowi harus menanggung beban utang pokok yang tinggi akibat nilai dolar yang naik dan bunga yang besar akibat utang jangka pendek. Untuk menutupinya maka tak ada jalan lain, membuat utang baru.

SBY dan kebijakkannya adalah sebuah pelajaran bagi Indonesia jika di bawah pimpinan presiden boneka Amerika. Dan sekarang boneka Amerika itu adalah Anies Baswedan. Selanjutnya, terserah rakyat Indonesia. Karena hanya keledai yang jatuh di lobang yang sama dua kali.

Penulis, Nirmal Ilham, Tenaga Ahli di DPR RI

America’s Good Boy

Desain website oleh Cahaya TechDevKlub Cahaya

About the author : Ciung Wanara
Tell us something about yourself.

Mungkin Anda Menyukai

Dukungan & komentar!

Biar Karya Bicara
Ambil bagian, mainkan peran hidupmu!

Komentar

No comments yet

Download / Install Aplikasi Klub Cahaya

Hai, sahabat Cahaya! Ini cara download dan install aplikasi Klub Cahaya ke HP kamu. Mudah, cepat dan tidak butuh banyak memori.

Klik "Add Klub Cahaya to Home screen".

Refresh layar jika tidak muncul.

Klik "Add". Selesai.

Tunggu beberapa saat.

Klub Cahaya terinstall; icon muncul di layar HP.

Happy time bersama Klub Cahaya!!!